Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha tidak khawatirkan dampak penurunan wisman Australia akibat dikeluarkannya peringatan peringatan perjalanan (Travel Advisory) oleh Pemerintah Australia terhadap kemungkinan serangan terorisme di Jakarta, Bali, dan Lombok pada pekan lalu.
Ketua Umum Association of The Indonesia Tours & Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar mengatakan wisman Australia sudah kebal terhadap isu TA, sehingga bisa dipastikan penurunan kunjungan tidak memberikan dampak yang signifikan.
"Dampak dari kunjungan pasca dikeluarkannya TA akan sangat kecil, mereka sudah kebal terhadap isu seperti itu. Ditambah, mereka sudah menjadikan Bali sebagai negara kedua mereka setelah Australia," kata dia kepada Bisnis, pekan lalu.
Berdasarkan laporan dari Badan Pusat Statistik, sepanjang 2010 hingga 2014 jumlah kunjungan wisman Australia rata-rata tumbuh 10,19%, pada 2014 menembus angka 1,12 juta kunjungan, tumbuh 13,08%.
Jumlah kunjungan dari negara tersebut, menduduki posisi ke tiga terbesar setelah Singapura dan Malaysia. Pada Desember 2015, jumlah wisman reguler yang datang ke Indonesia sebanyak 913,8 ribu kunjungan.
Kontribusi kunjungan dari wisman Australia sekitar 10,73% atau mencapai 98,05 ribu kunjungan. Sisanya, berasal dari Singapura 20,8%, Malaysia 15,25%, China 9,26%, dan Jepang 4,54%.
Asnawi melanjutkan, sebaiknya Pemerintah Indonesia perlu melakukan pendekatan terhadap Pemerintah Australia menyelediki mengapa negara tersebut sering mengeluarkan TA tanpa memikirkan dampak buat Indonesia.
"Australia itu paling sering mengeluarkan TA. Mereka sebelumnya perlu koordinasi dengan negara kita, jelaskan mengapa harus mengeluarkan itu."
Dia mengkhawatirkan apabila hal ini kerap terjadi, dapat mempengaruhi negara lainnya melakukan tindakan serupa hingga pada akhirnya dapat menurunkan kunjungan wisman.
"Dikhawatirkan kalau negara lain ikut mengeluarkan TA, akan ada kehati-hatian bagi wisman untuk datang ke Indonesia. Penurunannya bisa menjadi signifikan."
Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Pol. Agus Rianto mengatakan kepolisian menjamin keamanan Indonesia dari ancaman terorisme.
Menurut dia, keputusan Pemerintah Australia untuk mengeluarkan TA merupakan hak mereka dalam memberikan informasi dengan jaminan keamanan warganya.
"Jangan lupa, sejak peristiwa bom Thamrin, kami terus mencegah hal serupa dengan menangkap para teroris di Tanah Air, termasuk yang menyebarkan propoganda melalui media sosial, kami tindak. Terorisme ini musuh bersama," kata dia.
Dia menjelaskan, tanpa mengeluarkan TA pun, Polri juga terus berupaya menjaga situasi dalam negeri. Informasi sekecil apapun tidak akan diabaikan.