Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Segera Punya Kota Fesyen

Proyek percontohan Kota Fesyen akan dibangun di Jawa Tengah pada semester II/2016.

Bisnis.com, JAKARTA – Proyek percontohan Kota Fesyen akan dibangun di Jawa Tengah pada semester II/2016.

Kawasan industri terintegrasi khusus industri pertekstilan ini akan mengutamakan produksi barang bernilai tinggi, bukan makloon sebagaimana umumnya industri tekstil nasional pada saat ini.

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono mengatakan bahwa kawasan industri terintegrasi tersebut akan mengutamakan fasilitas untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi, bukan hanya mengandalkan upah buruh yang rendah.

“Yang dibidik itu high value textile product. Jadi mengutamakan desain dan seni, teknologi tinggi dalam proses produksi, serta brand. Jadi diharapkan ada merek yang kuat nantinya,” ujarnya, Rabu (24/2/2016).

Dia mengatakan bahwa berkembangnya kelas menengah atas serta peralihan tren yang cepat menuntut pelaku industri pertekstilan untuk dapat memproduksi secara cepat dan efisien. Untuk itu, dibutuhkan kawasan industri terintegrasi yang memfasilitasi mulai dari pusat logistik berikat untuk bahan baku hingga pusat perbelanjaan untuk pemasaran produk.

SD Darmono, Chairman PT Jababeka Tbk.,  mengatakan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan perusahaan asal Singapura, Sembawang Corp Ltd, untuk membangun proyek percontohan tersebut di kawasan industri Kendal. Adapun groundbreaking akan dilakukan pada semester kedua tahun ini, sesuai hasil negosiasi dengan perusahaan rekanan.

“Kalau Pak Jokowi minta sebelum lebaran, tapi pihak Singapura minta setelah lebaran. Ini masih tergantung hasil negosiasi. Untuk luasnya juga masih dirundingkan,” jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa untuk membangun kota fesyen seluas 100 hektare, setidaknya dibutuhkan investasi berkisar Rp20 triliun. “Itu investasi dari semua pihak ya. Dari pabrik, mal, dan lainnya. Nantinya ada pusat logistik berikat juga. Semuanya harus serba efisien dan pasti. Dari keamanan, infrastruktur dan logistik. Kalau begini baru kita bisa menang di kancah globalisasi.”

Selain itu, dia berpendapat bahwa upah murah tidak lagi dapat dijadikan sebagai daya tarik dari kawasan industri. Di samping karena upah yang selalu meningkat, masyarakat Indonesia juga harus berkembang dan memiliki upah yang lebih baik dengan memproduksi barang berkualitas tinggi.

“Kalau soal upah murah, negara lain juga murah. Di Kamboja, Bangladesh, bahkan China sendiri juga masih banyak yang murah. Kalau terus bersaing di sini, kapan masyarakat kita maju,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Shahnaz Yusuf
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper