Bisnis.com, JAKARTA –Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menilai tren penggunaan plastik di pasar tradisional justru dimulai sejak ritel modern mulai berkembang di Indonesia.
Sebelumnya, pasar tradisional justru menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan sebagai pembungkus barang belanjaan seperti daun maupun kertas. Ritel modern yang memanjakan konsumen dengan penggunaan plastik tersebut kemudian diikuti oleh pasar tradisional.
“Kami harus akui membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali menggunakan produk alamiah. Tetapi momentum plastik berbayar ini menjadi momentum bagi kami untuk kembali bahan yang lebih alamiah. Itu jadi fokus kami,” kata Abdullah kepada Bisnis.com, Selasa (23/2/2016).
Abdullah mengatakan sebagai tindak lanjut kebijakan pemerintah tentang kantong plastik berbayar. pihaknya telah mengirimkan surat edaran untuk melakukan diet kantong plastik ke 789 pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Dalam surat edaran tersebut, para pedagang diimbau mengurangi penggunaan plastik dalam transaksi jual beli di pasar tradisional; kembali memanfaatkan daun dan kertas dalam membungkus barang belanjaan; mendorong konsumen untuk menggunakan tas anyaman dan tas apapun yang ramah lingkungan; ikut mensosialisasikan kebijakan diet plastik tidak hanya di pedagang tetapi juga ke pembeli; serta memanfaatkan bahan yang mudah terurai dan produk UKM sekitar.
“Ini bukan masalah berbayar atau tidak, tetapi persoalan menjaga lingkungan kita agar tetap terjaga untuk anak cucu kita,” kata Abdullah.
Sementara itu, jika pemerintah benar-benar ingin menerapkan kebijakan plastik berbayar kepada di pasar tradisional dirinya meminta pemerintah sebelumnya berdiskusi dengan para pedagang secara langsung.