Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra Agro Lestari Gabung ke IPOP, Greenpeace Beri Apresiasi

PT Astra Agro Lestari bergabung dan menandatangani Ikrar Minyak Sawit Indonesia atau The Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP). Greenpeace Indonesia langsung memberikan apresiasi.
PT Astra Agro Lestari  bergabung dan menandatangani Ikrar Minyak Sawit Indonesia atau The Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP). Greenpeace Indonesia langsung memberikan apresiasi./Bisnis
PT Astra Agro Lestari bergabung dan menandatangani Ikrar Minyak Sawit Indonesia atau The Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP). Greenpeace Indonesia langsung memberikan apresiasi./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra Agro Lestari  bergabung dan menandatangani Ikrar Minyak Sawit Indonesia atau The Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP). Greenpeace Indonesia langsung memberikan apresiasi.

"Hal tersebut menunjukkan komitmen industri terhadap nol deforestasi terus tumbuh," kata Juru kampanye hutan Greenpeace Indonesia Annisa Rahmawati melalui siaran persnya di Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Untuk menunjukkan komitmen tersebut, ia meminta PT Astra Agro Lestari memanfaatkan kepemimpinannya di Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) untuk mengajak perusahaan-perusahaan sawit lain menyelamatkan hutan dan gambut.

"Kami berharap direktur perusahaan ini akan menggunakan kepempimpinannya di GAPKI dalam menyusun agenda 2016 yang konstruktif bagi seluruh industri untuk bekerja menyelamatkan hutan dan gambut untuk mencegah terjadinya kembali krisis kebakaran seperti hutan tahun lalu," ujar dia.

Selain itu, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam IPOP berkomitmen untuk bekerja dengan petani kecil dalam meningkatkan produktifitasnya.

Komitmen itu harus terlaksana, ucap dia, karena memudahkan petani kecil memperoleh keuntungan dari permintaan pasar global terhadap kelapa sawit berkelanjutan dan memperkuat persaingan kelapa sawit Indonesia di pasar global.

Ia juga meminta pemain besar di sektor perkebunan tidak lagi bersembunyi di balik petani kecil sebagai alasan menghindar dari upaya menghentikan deforestasi skala besar dan pengeringan gambut.

Selain itu, Greenpeace mendesak seluruh perusahaan untuk mendukung keterbukaan dengan mempublikasikan data peta konsesi mereka dan penyuplai pihak ketiga untuk memudahkan pengawasan dan perlindungan hutan dan gambut.

"Kami mencatat bahwa RSPO sudah bergerak ke arah ini dengan mempublikasikan data konsesi anggotanya dalam waktu dekat," ujar Annisa.

Selama akhir 2015, kebakaran yang melanda hutan, gambut dan perkebunan Indonesia telah menyebabkan krisis yang menurut Bank Dunia menyebabkan kerugian ekonomi negara mencapai 16 miliar dolar AS atau hampir dua persen dari GDP.

Belum lagi kerugian dari sisi kemanusiaan, di Indonesia berdasarkan data Kementerian Kesehatan, setidaknya 120 ribu orang mencari pertolongan kesehatan karena kebakaran ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper