Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia diperkirakan akan menjadi "kue manis" yang diincar oleh investor properti dari seluruh dunia.
Managing Director Lamudi Steven Ghoos mengatakan Indonesia saat ini masih mengalami kekurangan jumlah hunian di segmen perumahan murah dan pasar rumah mewah.
Dengan potensi jumlah penduduk lebih dari 255 juta dan setengah populasi berusia di bawah 30 tahun, pasar properti di negara ini sangat besar.
“Ini merupakan usia seseorang pertama kalinya membeli properti mereka,” katanya, Jumat (19/2/2016).
Ghoos menuturkan saat ini sejumlah bangunan komersial sedang dibangun di Indonesia.
Signature Tower misalnya, ditargetkan bakal selesai pada tahun 2021 dan memiliki ketinggian 638 meter.
Tower ini akan menjadi penunjang reputasi Indonesia dalam pasar properti mewah.
Investor mencari keuntungan komersial yang besar dari properti tersebut, terutama proyek yang dapat terus berlanjut di Jakarta.
“Investor mengetahui bahwa pemukiman dengan harga yang terjangkau akan memberi keuntungan yang besar. Data statistik terakhir menunjukkan kekurangan hunian sebanyak 13,5 juta unit. Investor yang ingin bekerja sama dengan pemerintah Indonesia akan sangat dihargai,” ucapnya.
Teknologi baru di negara ini juga memberikan dampak yang sangat besar, di berbagai sektor, termasuk real estat.
Dengan penetrasi internet berada di angka 34,9, ada pergeseran ke bisnis mobile dan bisnis online.
Ken Research mengatakan “portal properti online menjadi sangat penting untuk masyarakat dalam membeli, menjual atau menyewakan residensial, area komersial, retail dan tipe properti lainnya.”