Bisnis.com, MAKASSAR - Jalur pelayaran internasional atau direct call di Pelabuhan Makassar diperkirakan hanya mampu bertahan hingga akhir tahun ini seiring dengan permasalahan muatan balik yang cenderung tidak seimbang.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan, mengatakan ketidakseimbangan muatan atau imbalance cargo masih menjadi momok bagi perusahaan pelayaran global dalam melayani pelayaran langsung melalui Makassar.
Kondisi tersebut dipicu oleh pengembangan infrastruktur pelabuhan yang cenderung timpang jika dibandingkan dengan penguatan fasilitas rantai pasok secara meneyeluruh di Sulawesi Selatan.
"Jika tidak segera ada dibenahi, direct call Makassar tinggal menunggu waktu [ditutup] hanya bertahan paling lama setahun, sama dengan Bitung yang lebih dulu ditutup [direct call-nya] karena persoalan imbalance cargo," kata Akbar di Makassar, Kamis (18/2/2016).
Sebagai solusi, lanjutnya, Pemprov Sulsel sebaiknya segera membangun Pusat Logistik Berikat (PLB) dengan menggandeng pihak terkait yang memiliki peran strategis dalam pelaksanaan direct call diantaranya Pelindo IV, Bea Cukai dan lainnya.
Adapun PLB akan menjadi pusat penghimpunan komoditas berorientasi ekspor dari berbagai daerah, yang mana seluruh administrasi dan perizinan juga bisa dilakukan melalui skema satu atap.
Dengan demikian, kehadiran PLB akan menjamin ketersediaan muatan balik bagi perusahaan pelayaran sehingga jalur pelayaran internasional bisa terlaksana secara berkelanjutan.
Sekedar diketahui direct call melalui Pelabuhan Makassar diselenggarakan oleh Pelindo 4 pada Desember 2015 lalu dengan menggandeng perusahaan pelayaran global berbasis di Hongkong, SITC Container.
Kendati demikian volume peti kemas yang mampu terangkut saat muatan balik dari direct call ini hanya maksimal di kisaran 70 TEU's, sedangkan kapasitas kapal yang melayani mencapai 1.000 TEU's.
Jalur pelayaran dilalui SITC Container dimulai dari Hongkong, kemudian Makassar, Jakarta, lalu masuk ke Serawak dilanjutkan ke Manila dan terakhir kembali ke Hongkong.
Di sisi lain, direct call di Makassar menjadi satu-satunya pelayaran internasional yang dilayani Pelindo 4 setelah direct call di Pelabuhan Bitung resmi ditutup pada awal tahun ini.
Padahal direct call Bitung baru dibuka pada pertengahan 2014 lalu yang dilayani oleh Maersk Line dengan rute mulai dari Papua New Guinea melalui Port Moresby, Port Noro, LAE kmudian masuk ke Bitung dan terakhir di Tanjung Pelepas, Malaysia.
Dirut Pelindo 4 Doso Agung mengatakan direct call Bitung sebenarnya sudah tidak berjalan secara optimal sejak tahun lalu lantaran volume petikemas ekspor sangat minim. Dalam direct call Bitung, Maersk Line menggunakan kapal berkapasitas 2.300 TEU's.
"Kargo ekspor yang dulunya relatif banyak dari pelabuhan feeder sekitar Bitung kini jauh menyusut, sehingga mungkin bagi Mersk Line jalur pelayaran sudah tidak ekonomis lagi," katanya.
Direct Call Pelabuhan Makassar Terancam Ditutup
Jalur pelayaran internasional atau direct call di Pelabuhan Makassar diperkirakan hanya mampu bertahan hingga akhir tahun ini seiring dengan permasalahan muatan balik yang cenderung tidak seimbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 jam yang lalu