Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciputra Surya Bidik Pendapatan Rp3,1 Triliun

Perekonomian lemah yang berdampak pada pasar properti tahun
Ilustrasi/Jibiphoto-Paulus Tandi Bone
Ilustrasi/Jibiphoto-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian lemah yang berdampak pada pasar properti tahun lalu ternyata tak memengaruhi turunnya penjualan PT. Ciputra Surya Tbk., tahun lalu bahkan perusahaan berhasil meraup penjualan sebesar Rp4,1 triliun dari target Rp3 triliun.

Direktur Utama Ciputra Surya Harun Hajadi mengatakan tahun ini pihaknya hanya akan menargetkan penjualan sebesar Rp3,1 triliun tidak jauh beda dibanding tahun lalu. Hal ini mengingat tak banyak proyek besar yang akan dibuka tahun ini. “Tahun lalu kontribusi terbesar dari Citraland Makassar yang menyumbang 28%, kemudian Citraland Surabaya 27%, dan Ciputra World Surabaya sebesar 20%,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Dari tiga proyek besar saja, klaim Harun, sudah menyumbang lebih dari 70%. Sisanya dari proyek eksisting yang tahun ini diharapkan meningkat hingga 15%. Pada kuartal I/2016 perusahaan akan membangun sebuah apartemen sederhana untuk mahasiswa di Yogyakarta yang bersatu dengan unit pertokoan. Proyek tersebut akan diberi nama Kozko, dan berada disebagian lahan seluas 2,5 hektare di Jalan Solo, Yogyakarta. “Tahap pertama sebanyak 20 unit akan kami bangun setelah hari raya Imlek, di mana setiap unit terdiri dari kamar kos di lantai dua dan pertokoan di lantai satu, dengan harga yang ditawarkan Rp3 miliar tiap unitnya,” katanya.

Unit semacam rumah toko (toko) dengan konsep baru ini menelan nilai investasi hingga Rp50 miliar. Perusahaan akan menyasar investor kelas menengah atas. Setiap unit akan dijual tanpa furniture agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan penggunan nantinya. Tak hanya itu, perusahaan juga akan memulai pembangunan Ciputraland Lampung yang tidak bisa dikerjakan sesuai rencana pada akhir tahun lalu. Kendala pasar masih menjadi utama tersendatnya pembangunan lahan di atas 50 hektare tersebut. “Sekarang pasarnya sudah bagus jadi kita sudah bisa memulai,” kata Harun.

Sedangkan untuk pembangunan Citraland Jayapura yang direncanakan tahun lalu juga hingga saat ini belum dapat dimulai. Pihaknya masih terkendala dengan perijinan sehingga belum dapat memastikan waktu yang pas untuk membangun. “Kita akan bangun kalau hanya ada izin saja.”

Tahun ini Ciputra Surya menganggarkan Rp1 triliun untuk belanja modal. Sejumlah proyek di kota besar seperti Surabaya dan Makassar masih akan menjadi harapan untuk kontribusi marketting sales tahun ini. Menurut Harun, kota-kota besar yang tidak terkena dampak dari harga komoditi akan menjadi potensi bagi pasar properti secara umum.

Berbeda dengan Kalimantan dan Sumatera yang diperkirakan masih akan sepi. “Kami akan terus cari peluang di mana lahan yang baik untuk membuat proyek-proyek baru. Sejauh ini Surabaya masih sangat potensial. Pada 2019 nanti jika sudah rampung semua proyek, kami punya 8 tower di sana,” katanya. Terkait kebijakan pemerintah, Harun cukup mengapresiasi beberapa kebijakan yang sangat mendongkrak pertumbuhan pasar properti. Seperti suku bunga rendah, LPV yang turun dan tax amnesty yang akan segera disahkan. Namun, untuk Dana Investasi Real Estate atau DIRE pihaknya mengaku tidak tertarik untuk terjun di dalamnya.

“Enggak cocok sama produk kami, itu lebih bagus yang proyek recurring income,” pungkasnya. Menurut Harun, kota-kota besar yang tidak terkena dampak dari harga komoditi akan menjadi potensi bagi pasar properti secara umum. Berbeda dengan Kalimantan dan Sumatera yang diperkirakan masih akan sepi. “Kami akan terus cari peluang di mana lahan yang baik untuk membuat proyek-proyek baru.

Sejauh ini Surabaya masih sangat potensial. Pada 2019 nanti jika sudah rampung semua proyek, kami punya 8 tower di sana,” katanya. Terkait kebijakan pemerintah, Harun cukup mengapresiasi beberapa kebijakan yang sangat mendongkrak pertumbuhan pasar properti. Seperti suku bunga rendah, LPV yang turun dan tax amnesty yang akan segera disahkan. Namun, untuk Dana Investasi Real Estate atau DIRE pihaknya mengaku tidak tertarik untuk terjun di dalamnya. “Enggak cocok sama produk kami, itu lebih bagus yang proyek recurring income,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper