Bisnis.com, SYDNEY – Petani sorgum di Australia dan Amerika Serikat mulai terganggu oleh kian rendahnya permintaan produksi tersebut oleh China.
Ekspor sorgum ke Negeri Tirai Bambu terdeteksi menurun setelah dua tahun terakhir melonjak tajam.
Data yang dipublikasikan United States Department of Agriculture (USDA) memprediksikan impor sorgum China selama 2015/2016 anjlok menjadi 7 juta ton, jauh dari tahun sebelumnya saat negara itu mengimpor lebih dari 10 juta ton sorgum.
Padahal, merespons lonjakan permintaan impor di tahun sebelumnya, petani sorgum di Amerika Serikat dan Australia memutuskan untuk menyiapkan stok dalam jumlah besar.
Akibatnya, stok sorgum tersebut kini tidak terserap.
“Karena masih memiliki stok banyak jagung dan gandum untuk pakan ternak, pemerintah China sedang menekan volume impor biji-bijian seperti sorgum, sehingga pelaku industri lokal menyerap stok dalam negeri,” ungkap Thomas Kim, salah seorang pedagang sorgum di Australia, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/2/2016).
Australia mencatatkan produksi gandum jatuh 15% dari produksi rata-rata dalam 5 tahun terkahir.
USDA memprediksi ekspor sorgum Australia selama 2015/2016 yaitu sebanyak 1 juta ton, turun dari tahun sebelumnya sebanyak 1,7 juta ton.