Bisnis.com, GARUT - Realisasi pembiayaan ekonomi kreatif dalam periode Oktober-Desember 2015 melampaui proyeksi awal setelah menyentuh angka Rp4,7 triliun.
Angka tersebut dihitung sejak ditekennya nota kesepahaman antara Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan Asosasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) pada akhir September tahun lalu.
Kemitraan tersebut dilakukan demi memacu pembiayaan di sektor ekonomi kreatif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Adapun perkiraan awal adalah senilai Rp500 miliar. Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno menyebutkan angka itu berasal dari sepuluh perusahaan pembiayaan.
“Potensi tahun ini bisa besar. Sekarang penggolongannya sudah mulai kelihatan, kalau dulu kan masih ke kendaraan bermotor. [Tahun ini] mestinya bisa naik 10%, ini keyakinan moderat,” ujarnya usai acara Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Ekonomi Kreatif antara PT Pro Car International Finance dan PT Pro Mitra Finance dengan Koperasi Syariah Siliwangi di Garut, Kamis (4/2/2016).
Realisasi terbesar berasal dari industri kuliner dengan nilai mencapai Rp2,7 triliun, diikuti oleh sektor kerajinan dengan Rp723 miliar, dan fesyen sekitar Rp363 miliar. Adapun berdasarkan data OJK, total penyaluran pembiayaan selama 2015 nilainya mencapai Rp363,27 triliun. Sebagian besar ditujukan untuk kendaraan bermotor.
APPI mengaku tengah mempersiapkan sejumlah kerja sama dengan pelaku usaha UMKM di beberapa daerah. Bali disebut sebagai salah satunya.
Selain itu, APPI juga berniat menjalin kemitraan dengan Asosiasi Pengusaha dan Eksportir Handy Craft Indonesia (ASEPHI), Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI).