Bisnis.com, SURABAYA - Target penerimaan pajak 2016 senilai Rp1.360,2 triliun dinilai tidak realistis.
Sekalipun hanya naik 5,1% dari target APBN Perubahan 2015, target itu jauh di atas realisasi tahun lalu. R
ealisasi penerimaan pajak (termasuk PPh migas) tahun lalu hanya Rp1.060 triliun atau hanya 81,9% dari target Rp1.294 triliun.
Pengamat pajak dari Danny Darussalam Tax Center, Bawono Kristiaji, menyebutkan target penerimaan pajak yang realistis hanya Rp1.260 triliun.
Angka itu adalah posisi tengah antara target APBN 2016 dengan angka berdasarkan analisis multivariate (mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan kepatuhan wajib pajak) senilai Rp1.092 triliun. Analisis multivariate juga kerap disebut skenario pesimistis.
"Penyusunan target penerimaan pajak bagaimanapun tidak bisa dilepaskan dari behavior WP. Kalau WP tidak patuh, sulit berharap pada target yang tinggi," kata Bawono di Surabaya, Kamis (4/2/2016).
Dia juga menilai penyusunan target selama ini aneh. Pertumbuhan rata-rata realisasi pajak selama 2004-2015 hanya 15,8%, tetapi pertumbuhan rata-rata target pajak mencapai 16,5%. Pertumbuhan penerimaan pajak bahkan pernah dipasang 31% pada 2015.