Bisnis.com, MALANG - Kementerian Pertanian akan memberikan bantuan sebanyak 100.000 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada petani agar produksi komoditas pertanian bisa meningkat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan pada 2014 ada bantuan sebanyak 4.000 unit Alsintan, namun pada 2015 meningkat menjadi 80.000 unit atau naik 2.000%.
“Tahun ini kami akan memberi bantuan Alsintan sebanyak 100.000 unit ke petani di seluruh Indonesia,” ujarnya di sela-sela panen raya padi di Desa Senggreng, Kec. Sumberpucung, Kab. Malang, Selasa (2/2/2016).
Dengan bantuan tersebut dia berharap dapat meningkatkan produksi komoditas pertanian. Alsintan itu meliputi beberapa jenis kebutuhan petani, yaitu alat penanam padi, hand tractor, alat pemanen padi, juga alat pengolah padi.
Dia juga menegaskan, penerima bantuan tidak sebatas petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani yang berbadan hukum. “Tidak perlu itu, bantuan 100.000 benih juga tidak perlu badan hukum. Yang penting benihnya di tanam di wilayah Indonesia, itu intinya,” tandasnya.
Menteri juga mengapresiasi atas loyalitas petani yang terus menanam padi sehingga diharapkan nanti pada 2017 bisa tercapai swasembada pangan.
Dia juga berharap, pemda dapat membantu petani dalam menyedikan bantuan bibit. Intinya, jika pendanaannya tidak terlalu besar, maka sebenarnya penanganannya bisa dilakukan pemda.
Selain bibit, juga menyediakan saluran air sehingga pasokan air bisa lancar dan produksi padi maupun pangan secara keseluruhan bisa meningkat.
Konsentrasi Kementerian Pertanian pada penyediaan alat-alat pertanian yangh
Dengan begitu, maka pemerintah pusat akan menangani permasalahan yang membutuhkan pembiayaan besar seperti Alsinta yang menelan dana sekitar Rp4 trilun.
Dia juga meyakinkan, stok beras sangat aman. Beras yang ada di Buog masih banyak. Bulan ini, akan ada panen sebanyak 5 juta ton, Maret ada panen raya pada lahan 2,5 juta hektare dengan perkiraan total beras mencapai 12 juta sampai 13 juta ton padi. Dia juga minta, agar petani bersedia menjual gabah dan berasnya ke Bulog sehingga ada sinergi antara keduanya.
Bulog merupakan garda terdepan dalam menstabilkan harga pangan pokok. Sebagai stabilisator, Bulog harus memiliki pasokan pangan yang cukup sehingga bisa melakukan operasi saat harga pangan tinggi.
Bulog itu bisa turun ke lapangan untuk melalukan operasi pasar saat permintaan tinggi, sedangkan dari sisi pasokan justru berkurang. Tidak seimbangnya antara permintaan dan pasokan dikhawatirkan akan meningkatkan harga pangan.
Di sisi lain, Mentan juga minta Bulog benar-benar hadir di tengah-tengah petani sehingga petani dapat menjual gabah maupun berasnya ke badan tersebut, bukan tengkulak maupun pedagang besar. “Perlu dipikirkan mekanismenya agar Bulog bisa hadir di tengah-tengah petani saat memasuki musim panen,” ujarnya.