Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Optimistis, Indeks PMI Indonesia Terangkat

Dunia usaha menilai peningkatan kinerja Purchasing Managers Index yang dirilis oleh Nikkei merupakan cerminan kepercayaan diri dunia usaha menghadapi 2016 dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean dan perundingan perdagangan bebas dengan Uni Eropa.
Peti kemas. Produsen Indonesia melaporkan rata-rata waktu pengiriman bahan baku pada Januari 2016 untuk pertama kalinya menjadi lebih cepat lebih dalam 3 tahun terakhir./Ilustrasi-Bisnis
Peti kemas. Produsen Indonesia melaporkan rata-rata waktu pengiriman bahan baku pada Januari 2016 untuk pertama kalinya menjadi lebih cepat lebih dalam 3 tahun terakhir./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Dunia usaha menilai peningkatan Purchasing Managers Index yang dirilis oleh Nikkei merupakan cerminan kepercayaan diri dunia usaha menghadapi 2016 dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean dan perundingan perdagangan bebas dengan Uni Eropa.

Ade Sudrajat Usman, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), mengatakan peningkatan kinerja PMI dari 47,8 pada Desember 2015 menjadi 48,9 pada bulan lalu tidak mencerminkan adanya peningkatan permintaan pasar.

“Penjualan biasa saja, belum ada peningkatan signifikan. Peningkatan ini hanya sikap optimisme produsen dalam kerangka MEA, serta merespons aksi pemerintah yang bersiap-siap berunding dengan Uni Eropa dalam perdagangan bebas,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (1/2/2016).

Menurutnya, perundingan yang akan dilakukan oleh pemerintah dengan Uni Eropa direspons oleh pelaku usaha dengan sejumlah persiapan ekpansi, penetrasi pasar ekspor baru, mengikuti pameran di negera tujuan ekspor dan lainnya.

Hal ini, lanjutnya, dilakukan agar kapasitas produksi mampu merespons peningkatan permintaan pasar ketika kerja sama perdagangan bebas dengan Uni Eropa berlangsung. Hingga saat ini, ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa masih dikenakan bea masuk 11%-30%, sementara Vietnam telah 0%.

“Kami sangat menunggu pengumuman dari Kementerian Perdagangan terkait perundingan FTA dengan Uni Eropa. Karena hal ini sebagai dasar kami menyusun rencana ekspansi pasar, pembelian lahan, pembangunan pabrik bara dan peningkatan kapasitas produksi lainnya,” katanya.

Berdasarkan Indeks PMI yang dirilis oleh Nikkei, sepanjang Januari 2016 operasional sektor manufaktur Indonesia melanjutkan penurunan lebih dalam. Produsen melaporkan terjadi penurunan volume permintaan baru dan produksi.

Namun, berdasarkan hasil survei pertumbuhan jumlah pekerja Indonesia cukup stabil dan mengakhiri periode pengurangan tenaga kerja yang sebelumnya berlangsung selama 17 bulan berturut-turut. Dengan demikian, Indeks PMI ini menjadi yang tertinggi dalam 15 bulan terakhir.

Nikkei, menilai, secara umum hasil survei terakhir masih menunjukkan kondisi operasional sektor manufaktur Indonesia yang semakin memburuk. Aktivitas produksi masih berada pada tren penurunan selama periode survei.

Dalam hal ini, sektor manufaktur menilai kondisi pasar yang belum membaik sebagai penyebab penurunan produksi. Kendati demikian, berdasarkan kompilasi data, penurunan permintaan pasar pada Januari menjadi yang terlemah dalam satu tahun ke belakang dan tergolong kecil secara keseluruhan.

Permintaan ekspor yang melanjutkan tren penurunan juga berdampak pada aktivitas bisnis dan jumlah pekerjaan baru yang dihasilkan ikut menurutn. Namun, dalam hal ini laju penurunan permintaan pasar ekspor mulai mereda ke posisi terlemah dalam 15 bulan.

Samuel Agass, Ekonom Markit, mengatakan penurunan kinerja pasar sektor manufaktur tercermin dari tingkat produksi dan proyek baru terus terkontraksi. Guna menjaga aset yang dimiliki, produsen menurunkan volume pembelian bahan baku.

“Walaupun demikian, data ini bukanlah akhir segalanya, karena jumlah karyawan telah stabil setelah periode panjang pengurangan tenaga kerja. Namun, dengan volume permintaan yang terus berkurang, produsen akan tetap menghadapi masa sulit dalam beberapa bulan mendatang,” tuturnya.

Nikkei mencatat harga bahan baku yang diterima oleh produsen Indonesia pada bulan lalu terus mengalami kenaikan. Namun, di sisi lain laju inflasi berada pada level terendah dalam 4,5 tahun terakhir.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang tidak stabil, menjadi penyebab kenaikan harga bahan baku produksi. Akibatnya, produsen menaikkan harga jual produk. Kendati demikian, kenaikan harga jual produk berada pada posisi terendah dalam 17 bulan terakhir.

Di sisi lain, produsen Indonesia melaporkan rata-rata waktu pengiriman bahan baku pada Januari 2016 untuk pertama kalinya menjadi lebih cepat lebih dalam 3 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper