Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Cengkeh Pastikan Pasokan Aman Tahun Ini

Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia menyatakan bakal memenuhi kebutuhan cengkeh untuk industri rokok tahun ini karena didukung curah hujan yang tinggi.nn
Petani memperlihatkan cengkeh yang siap dijual di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (31/7). /Antara
Petani memperlihatkan cengkeh yang siap dijual di Manado, Sulawesi Utara, Jumat (31/7). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia menyatakan bakal memenuhi kebutuhan cengkeh untuk industri rokok tahun ini karena didukung curah hujan yang tinggi.

Sekretaris Jenderal APCI, I Ketut Budiman mengatakan produksi cengkeh diperkirakan akan mampu mencukupi kebutuhan industri rokok yang berkisar antara 80.000 sampai 90.000 ton per tahun.

"Seperti kita ketahui, serapan utama cengkeh di Indonesia adalah pabrik rokok yang menyerap lebih dari 90% produksi cengkeh di Indonesia," katanya dalam keterangan pers, Selasa (26/1/2016).

Kualitas cengkeh Indonesia tergolong bagus. Komoditas ini juga sangat jarang terjadi gagal panen kecuali pada tahun 2011 yang hanya memproduksi 30% dari kebutuhan cengkeh secara nasional.

Saat ini, ujar Budiman, asosiasi meminta Kementerian Perdagangan untuk mengimpor cengkeh untuk memenuhi kebutuhan dalam negerai. Namun sayang pada waktu itu pasokan dari luar negeri juga mengalami kekurangan.

"Di tahun 2016 ini kami melihat produksi cengkeh di Indonesia akan sangat baik sehingga kebutuhan industri rokok akan terpenuhi," jelasnya.

Budiman menambahkan, kualitas cengkeh terbaik tanah air berasal dari pulau Jawa, Bali, Aceh, Sulawesi dan Maluku. Adapun Bali yang memiliki kualitas baik berada di Bulelang.

Petani asal Desa Goblek, Banjar, Buleleng Bali Made Wardana menyebutkan kualitas cengkeh bagus karena curah hujan tahun ini cukup besar. Meski demikian produksinya tidak jauh dibandingkan tahun tahun sebelumnya yakni 2 ton per tahun.

"Cengkeh tahun ini sama seperti tahun sebelumnya, agak kecil-kecil ukurannya, namun tak mengganggu jumlah target produksi dan saya kira masih wajar," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper