Bisnis.com, JAKARTA – Memasuki tahun anggaran baru, Kementerian Pertanian menetapkan target produksi bagi komoditas-komoditas strategis untuk tahun ini. Dengan anggaran Rp31,51 triliun, target-target produksi diharapkan dapat tercapai.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan APBN Kementan tahun 2016 tersebutterbagi atas rupiah murni sebesar Rp30,99 triliun, pnerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar RP112,12 miliar, pinjaman LN Rp379,59 miliar, dan hibah LN sebesar Rp18,90 miliar.
Dari penyampaiannya, Amran mengemukakan target produksi komoditas strategis yaitu:
-Padi sebanyak 75,13 juta ton gabah kering giling (GKG)
-Jagung sebanyak 21,35 juta ton
-Kedelai sebanyak 1,6 juta ton
-Daging sapi/karkas sebanya 0,59 juta ton
-Gula sebanyak 2,8 juta ton
-Bawang merah sebanyak 1,17 juta ton
-Cabai besar sebanyak 1,11 juta ton
-Cabai rawit 759.000 ton
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Hasil Sembiring, mengatakan target produksi yang dipatok sebesar 75,13 juta ton tersebut telah mempertimbangkan faktor el nino yang dampaknya masih berlangsung. Hingga saat ini, hujan belum turun merata di wilayah Indonesia.
Menurut Hasil, untuk dapat mencapai target tersebut, maka luas tanam diharapkan dapat mencapai 15 juta hektare dan luas panen sebesar 14,8 juta hektare. Kondisi terakhir, pada bulan Oktober, luas panen sempat turun 190.000 hektare dari tahun sebelumnya akibat kekeringan.
“Tapi bulan Februari ini aka nada panen 1 juta hektare di banyak daerah seperti di Sumatera Utara, di Aceh, di wilayah Sulawesi juga sudah panen,” ungkap Hasil.
Selain itu, Hasil mengatakan luas tanam pun diharapkan dapat terkerek dari program-program bantuan yang dikerahkan Kementerian Pertanian. Dia mencontohkan, untuk tahun ini, Kementan tengah mengusulkan anggaran GPPTT (Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi untuk 4 juta hektare.
Sebelumnya Kementan hanya menargetkan GPPTT untuk 855.000 hektare. Jika dikabulkan DPR, maka sawah seluas 4 juta hektare akan mendapatkan bantuan pupuk, benih, dan alat mesin pertanian (alsintan).
Jika melihat neraca beras yang dipresentasikan Kementan, untuk tahun 2015 Indonesia memproduksi 42,16 juta ton beras. Dengan kebutuhan per tahun sebesar 31,9 juta ton, maka masih ada surplus beras sebesar 10,25 juta ton.