Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menetapkan target produksi padi tahun ini sebesar 75,13 juta ton, mempertimbangkan penambahan luas tanam dan risiko ketidakpastian cuaca yang masih akan membayangi kinerja produksi di dalam negeri.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan untuk dapat mencapai target produksi komoditas pangan strategis tersebut, Kementerian Pertanian mengarahkan alokasi DIPA yang lebih fokus dan berorientasi pada upaya peningkatan produksi.
“Alokasi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) tahun 2016 diarahkan untuk pencapaian sasaran produksi pangan utama. Total APBN Kementan tahun 2016 sebesar Rp31,51 triliun juga akan di-refocusing guna meningkatkan upaya keberhasilan program,” ujar Amran dalam rapat kerja di Komisi IV DPR RI, Senin (25/1).
Target 75,13 juta ton gabah kering giling (GKG) tersebut naik 1,73 juta ton dari target tahun 2015 yang dipatok sebesar 73,4 juta ton, dan naik tipis dari angka ramalan (Aram) II yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) awal November lalu yaitu produksi padi 74,99 juta ton.
Kendati demikian, target 75,13 tersebut terkoreksi dari yang sebelumnya diajukan melalui APBN pada September 2015 lalu yaitu 76,2 juta ton. Jika tercapai, maka produksi beras Indonesia tahun ini sebesar 42,1 juta ton.
Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Hasil Sembiring mengatakan, target produuksi yang dipatok sebesar 75,13 juta ton tersebut telah mempertimbangkan faktor el nino yang dampaknya masih berlangsung. Hingga saat ini, hujan belum turun merata di wilayah Indonesia.
Menurut Hasil, untuk dapat mencapai target tersebut, maka luas tanam diharapkan dapat mencapai 15 juta hektare dan luas panen sebesar 14,8 juta hektare.
Kondisi terakhir, pada bulan Oktober, luas panen sempat turun 190.000 hektare dari tahun sebelumnya akibat kekeringan.