Bisnis.com, JAKARTA—Proyek kereta Cepat Jakarta—Surabaya diharapkan segera terlaksana, menyusul pembangunan kereta cepat Jakarta—Bandung yang akan memulai ground breaking.
Direktur Transportasi Badan Perencaaan Pembangunan (Bappenas), Bambang Prihantono mengatakan, saat ini proyek kereta cepat Jakarta—Surabaya sudah dalam tahap pra feasibility study atau dalam proses pengkajian.
“Kita lihat dulu demandnya. Karena untuk bangun High Speed Railways (HSR) kajiannya harus pendapatan per kapita masyarakat Indonesia sudah di atas US$ 10 ribu,” kata Bambang kepada Bisnis.com, kemarin.
Menurutnya, dengan dibangunnya kereta cepat Jakarta—Bandung, diharapkan terjadi kebangkitan dalam perekonomian Indonesia sehingga dapat segera menyusul pembangunan proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta—Surabaya.
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Infrastructure Partnership & Knowledge Center (IPKC) Harun Alrasyid Lubis mengatakan, Pembangunan kereta berkecepatan 300 km per jam di Jakarta—Bandung yang peletakan batu pertamanya (ground breaking) dijadwalkan pada 21 Januari 2016, akan memberi kepastian bagi proyek berikutnya.
“Setelah Jakarta-Bandung selesai, rute kereta api cepat itu didesain berlanjut ke Cirebon—Semarang—Surabaya. Jika dalam tiga tahun proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bisa beres maka selanjutnya akan bagus,” ungkap Harun belum lama ini.
Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB itu mengungkapkan, Jika proyek kereta cepat Jakarta—Surabaya akan terus berlanjut, Harun mengimbau agar segala sesuatunya dapat diantisipasi sejak awal. Pemerintah dapat melakukan antisipasi sebelum naiknya harga tanah di sepanjang jalur yang akan dilalui kereta cepat tersebut.
"Kereta cepat Jakarta—Surabaya baru dibangun 2025, 10 tahun lagi. Masih lama tapi beres tidak harga tanahnya sampai Surabaya. Segera amankan right of way atau trasenya, lewat mana, amankan dari sekarang," ujarnya.
Namun begitu, proyek kereta cepat rute Jakarta-Surabaya belum dapat dipastikan akan digarap oleh swasta dengan mekanisme business to business (B to B), atau sama dengan mekanisme pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.