Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Inflasi Jatim Ditarget Sama dengan 2015

Laju inflasi provinsi Jatim tahun ini diprediksi sama dengan tahun lalu
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis
Kebutuhan pokok di pasar tradisional./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com,  SURABAYA—Laju inflasi Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun ini diproyeksikan Bank Indonesia sama seperti 2015 di level 4% plus minus 1%.

Taufik Saleh, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, mengatakan menjelang akhir tahun akhirnya dibidik angka pasti inflasi sebesar 3,88%.

"Target kami tahun lalu tercapai bahkan hasilnya lebih kecil sebesar 3,08%. Pada 2016 angka target sama, tetapi usahanya lebih berat daripada 2015," katanya

Usaha mencapai inflasi di kisaran 4% dinilai lebih sukar pada tahun ini lantaran iklim perekonomian nasional diproyeksikan membaik. Di dalamnya mencakup peluang peningkatan konsumsi masyarakat serta membesarnya ekspektasi terhadap pengeluaran pemerintah

Belum lagi ada kemungkinan perbaikan penghasilan masyarakat dan perbaikan harga sejumlah komoditas. Aspek-aspek inilah yang dapat memicu inflasi melaju lebih tinggi dari target, demikian papar Taufik

Walau demikian, BI mengaku punya peta jalan inflasi Jatim yang mencakup pengamanan pasokan volatile food. Salah satu kendala adalah cuaca yang sukar diprakirakan sehingga produksi dan distribusi tanaman pangan terhambat

"Untuk itu, kami kembangkan klaster pertanian untuk komoditas-komoditas yang biasa jadi penyumbang inflasi seperti bawang merah dan cabai merah di Kediri dan Jember," ujarnya

Sementara itu, saat mengakhiri tahun lalu Jawa Timur membukukan inflasi sebesar 0,85% pada Desember. Angka ini berasal dari persentase perubahan indeks harga konsumen bulan tersebut dibandingkan bulan sebelumnya

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Sairi Hasbullah menjelaskan inflasi pada penghujung 2015 terpicu sejumlah komoditas, seperti bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, pasir, angkutan udara, beras, tarif listrik, dahing sapi dan cabai rawit

"Bahan makanan mengalami kenaikan harga akibat tidak seimbang suplai dan demand akibat ada perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw, Natal, dan Tahun Baru yang waktunya berdekatan," tulisnya dalam data inflasi Jatim Desember 2015

Mengawali Desember ada pula kenaikan tarif listrik untuk golongan 1.300 VA dan 2.200 VA sebesar 11%. Kebijakan ini turut berkontribusi terhadap pergerakan inflasi Jawa Timur

Selama bulan terakhir 2015 dari pantauan indeks harga konsumen di delapan kota di Jatim, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi ada di Kota Surabaya 0,94% diikuti Malang 0,89%, dan Kabupaten Banyuwangi 0,80%.

Selain itu, imbuh Sairi, Kota Kediri juga inflasi 0,79%, Kabupaten Sumenep 0,77%, Kota Madium 0,59%, Kota Probolinggo 0,41%. Adapun inflasi paling rendah dirasakan Kabupaten Jember sebesar 0,39%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper