Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RAPP Jadi Rujukan Pengelolaan Gambut Lestari

Tata kelola yang dilakukan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dinilai dapat menjadi rujukan pengelolaan gambut yang baik di Indonesia karena mempunyai teknologi pemadatan tanah, sistem drainase dan tata kelola air yang baik.
foto: antara
foto: antara

Bisnis.com, PEKANBARU---Tata kelola yang dilakukan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dinilai dapat menjadi rujukan pengelolaan gambut yang baik di Indonesia karena mempunyai tek­nologi pemadatan tanah, sistem drainase dan tata kelola air yang baik.

Lulie Melling, Director of Tropical Peat Research La­bo­ratory Unit (TPRL) Malaysia mengatakan, teknologi tersebut  memastikan sumber daya gambut bisa dikelola secara berkelanjutan.

“Apalagi RAPP juga membantu konsesi masyarakat di sekitar kawasan konsesinya dengan teknik pemadatan tanah dan ini akan menjadikan gambut sulit terbakar,” kata Lulie Melling, melalui keterangannya (12/1).

Menurut Lulie, tata kelola yang dilakukan RAPP, tidak banyak berbeda dengan pengelolaan gambut yang dilakukannya di Sarawak, Malaysia, Menurutnya, di Sarawak  ter­dapat 1,6 juta hektare lahan gambut atau 13% dari luas daratan.   

“Saat ini, Sarawak yang merupakan kawasan gambut yang terkelola dan tidak pernah terbakar”. 

Contoh pengelolaan gambut yang baik selain ada di Sarawak juga ada di kawasan konsesi RAPP. Hanya untuk menjaga kawasan gambut tetap lestari, penerapannya dilakukan secara bersama mulai dari petani kecil hingga korporasi besar. 

Menurut dia, ke­sa­dar­an mengenai penting tek­nologi itu seharusnya dikomunikasikan akademisi ke­pa­da para pemangku kepen­tingan, termasuk pemerintah, pengambil keputusan in­dustri dan pekerja. Akademi di Indonesia perlu me­la­kukan banyak kajian ilmiah yang hasilnya disosialisasikan agar ada pemahaman yang sama mengenai tata kelola gambut. 

Sebelumnyua, pakar tanah dan gambut dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Basuki Sumawinata menyatakan tanaman akasia secara karakteristik sangat  cocok untuk merehabilitasi lahan gambut yang telah rusak akibat salah pengelolaan di masa lalu. 

"Tanaman akasia bisa bertahan di lahan gambut yang rusak dan miskin unsur hara," kata Basuki. 

Basuki mengatakan untuk merehabilitasi lahan gambut memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga perlu dipertimbangan menggandeng pihak perusahaan dengan modal yang tinggi. Masalahna, rehabilitasi gambut rusak tidak cukup hanya dengan menanam bibit pohon dan pupuk biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper