Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Investigasi Bus Maut Rukun Sayur: KNKT Paparkan 11 Temuan

Komite Nasiona Keselamatan Transportasi menyatakan kecelakaan bus PO Rukun Sayur di Tol Palikanci tidak hanya berdasarkan penyebab tunggal pengemudi yang mengalami microsleep. Sekitar sebelas temuan menjadi penyebab kecelakaan yang menelan korban jiwa 11 orang.
Polisi memeriksa kerusakan bus Rukun Sayur yang mengalami kecelakaan di KM 202 Tol Palikanci, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (14/7/2015). Bus yang membawa pemudik dari Jakarta menuju Jawa Tengah tersebut menabrak pembatas jalan, menyebabkan 11 orang tewas dan 27 orang lainnya luka-luka./Antara-Sigid Kurniawan
Polisi memeriksa kerusakan bus Rukun Sayur yang mengalami kecelakaan di KM 202 Tol Palikanci, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (14/7/2015). Bus yang membawa pemudik dari Jakarta menuju Jawa Tengah tersebut menabrak pembatas jalan, menyebabkan 11 orang tewas dan 27 orang lainnya luka-luka./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA--Komite Nasiona Keselamatan Transportasi menyatakan kecelakaan bus PO Rukun Sayur di Tol Palikanci tidak hanya berdasarkan penyebab tunggal pengemudi yang mengalami microsleep. Sekitar sebelas temuan menjadi penyebab kecelakaan yang menelan korban jiwa 11 orang tersebut.

Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Transportasi Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Lesmono Suryo Putranto menyatakan memang penyebab utamanya adalah supir kehilangan kesadaran karena lelah dan mengantuk disebabkan empat hari sebelumnya terus-menerus bekerja sehingga kurang istirahat. Awak bus yang biasanya melayani lintas Tawangmangu-Solo tersebut harus menjalani perjalanan panjang dari Solo ke Jakarta.

"Mereka kelelahan dari sebelumnya tidak pernah jarak jauh terus sekarang harus jarak jauh. Dalam UU No.22/2009 tidak diatur jam kerja maksimal 8 jam namun tertera dalam undang-undang ketenagakerjaan. PO Rukun Sayur pun tidak menyiapkan pengemudi pengganti," terangnya di Jakarta, Rabu (30/12).

Dia menerangkan korban jiwa yang meninggal berada pada posisi kanan semua di mana posisi tersebut adalah posisi yang menabrak tiang jembatan penyebrangan orang (JPO).

Superstructure bus pada sisi kanan mengalami deformasi dan ditemukan badan bus sudah mengalami korosi. Hal ini tentu menyebabkan kekuatan bus tersebut tidak mampu menahan benturan dan mengenai penumpang di dalamnya.

Begitu juga dengan survival space/ruang selamat yang sangat sempit sehingga penumpang tidak memiliki ruang gerak usai kecelakaan.

"Ada pula penumpang yang meninggal karena terkena pecahan kaca dari kaca yang bukan safety glass pada jendela sisi kiri tengah bus. Kondisi ini tidak dapat diprediksi sejak awal karena pada uji tipe bus baru tidak dilakukan uji fisik maupun pemodelan komputer untuk analisis crashworthiness maupun rollover," tegasnya.

Ditemukan pula, lanjutnya, speedometer yang tidak berfungsi mengakibatkan supir tidak mengetahui kecepatan bus pada saat itu.

Kursi pengemudi dan penumpang baris terdepan tidak dilengkapi safety belt, sehingga pihaknya menyarankan untuk setiap bus harus dilengkapi safety belt di setiap tempat duduk.

"Ini adalah hal yang fatal. Karena kita sebenarnya bisa menghindari adanya korban meninggal dunia asalkan safety kendaraan benar terjamin," ucapnya.

Untuk itu, kata Lesmono, pihaknya akan memberikan rekomendasi resmi kepada Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Ditjen Bina Marga Kemenpupera, Balitbang Kemenhub, PO Rukun Sayur, Dishub Provinsi Jawa Tengah dan Dishubkominfo Karanganyar.

Pihak yang diberikan rekomendasi harus benar-benar memperhatikan dengan saksama agar kejadian yang sama tidak terulang kembali.

Ketua Angkutan Penumpang DPP Organda Kurnia Lesani Adnan mengungkapkan sebelumnya bus ini adalah bus AKDP yang berubah melayani bus AKAP.

Dia mengatakan dilihat dari psikis memang supir tidak terbiasa melakukan perjalanan panjang.

Selain itu, rute yang semula berjalan dengan jalan berbelok-belok, supir harus menghadapi perjalanan panjang dengan rute lurus seperti di tol.

"Orang kalau menyetir akan lebih lelah di jalan tol. Apalagi rutenya panjang. Kalau mengantuk saat jalan belok-belok dia akan tetap terjaga, namun kalau jalan tol bisa sekejap lengah karena kelelahan. Ini terbukti kenapa tidak ada kecelakaan saat rute pendek," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk kriteria ideal jam kerja seorang supir tidak bisa ditentukan seperti dalam UU Ketenagakerjaan.

Misalnya, perjalanan dari Dumai ke Blitar bisa menghabiskan waktu 42 jam. Apabila supir bekerja maksimal 8 jam, bagaimana rasanya jadi penumpang karena pasti ingin cepat sampai.

Ini adalah kebijakan manajemen di mana harus memberikan dua pengemudi agar bisa bergantian mengemudi di luar kenek.

"Apabila manajemen aware dengan hal ini harusnya bisa meminimalisir kecelakaan.Idealnya itu seseorang pada jam ke 5-6 mulai mengalami kelelahan. Minimal di atas 300km, bus harus berjalan dengan dua supir," ucapnya.

Direktur Jenderal Keselamatan Transportasi Darat Kemenhub Cucu Maulana menerangkan dalam ramp check Desember awal lalu, 21% bus sudah berada dalam status layak jalan.

"Ini ada peningkatan tapi memang masing sangat tipis. Data yang diperoleh 21% dari 858 bus di 20 terminal tipe A layak jalan dan sisanya 79% masih tidak layak jalan," bebernya.

Cucu menambahkan ketika rekomendasi resmi sudah disampaikan, pihaknya akan langsung melakukan koordinasi terkait implementasi dari rekomendasi tersebut.

Memang saat ini dia mengakui law enforcement sangat rendah dan menyebabkan pengusaha bus kadang tidak merasa didesak.

Hal ini, ujarnya, harus ditingkatkan karena memang banyak peralatan bus yang tidak berfungsi sehingga tidak berjalan dengan baik.

"Kemarin juga kepolisian sudah menggerebek adanya temuan ribuan buku KIR palsu," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Atiqa Hanum
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper