Pasokan Bahan Baku Kehutanan Anjlok Pasca Pembekuan Izin
Bisnis.com, JAKARTA— Pasokan bahan baku kayu dari hutan tanaman industri pada triwulan III tahun 2015 dilaporkan turun sekitar 29% menjadi 6,56 juta meter kubik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 9,26 juta meter kubik akibat adanya pembekuan sejumlah izin di industri itu.
Data dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) menyebutkan penurunan terjadi terutama dari daerah bencana kebakaran hutan dan lahan ditambah adanya sanksi berupa pembekuan izin bagi perusahaan yang arealnya ikut terbuka.
Wakil Ketua APHI Rahardjo Benjamin mengatakan kondisi tersebut bisa berujung pada melemahnya kinerja ekspor, menurunnya devisa, perolehan pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berakibat pada melemahnya perekonomian nasional.
Penerimaan devisa dari industri pulp saat yang mencapai US$5,6 miliar dan dipastikan akan menurun tajam pada tahun 2015 serta dan pada tahun-tahun mendatang jika pembekuan izin ini tetap berlanjut.
“Dampak lanjutan lainnya adalah PHK karyawan serta pemutusan kontrak kerjasama dengan kontraktor dan supplier,” ujarnya saat saat bertemu dengan Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman Senin (14/12/2015).
Saat ini terdapat sekitar 1 juta tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung yang terserap dalam kegiatan pembangunan hutan tanaman industri. Situasi tersebut bisa membuat keresahan meluas di kalangan karyawan dan masyarakat sebagai tenaga kerja langsung maupun tidak langsung, yang berpotensi menimbulkan gejolak sosial di daerah yang terkena pembekuan dan pencabutan izin.
Sementara itu,Ketua DPD Irman Gusman berharap pemerintah lebih bijak dalam merespons bencana kebakaran hutan dan lahan. Menurut dia penegakan hukum janhan sampai berdampak pada berhentinya kegiatan operasional usaha kehutanan nasional.
"Industri kehutanan ini salah satu unggulan kita. Kalau terganggu bisa berakibat pada ekspor dan penyerapan tenaga kerja," katanya.
Dia menuturkan bencana kebakaran dipengaruhi banyak faktor termasuk fenomena el nino. Irman juga mengingatkan, kebakaran hutan dan lahan juga terjadi di negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.