Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transmisi Listrik: Progress Konstruksi Jaringan Baru 28%

Dalam periode Januari hingga Desember tercatat jaringan transmisi listrik sepanjang 13.155 kilometer sirkuit (kms) memasuki tahap konstruksi.
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. /pln.co.id
Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. /pln.co.id

Bisnis.com, JAKARTA—Dalam periode Januari hingga Desember tercatat jaringan transmisi listrik sepanjang 13.155 kilometer sirkuit (kms) memasuki tahap konstruksi.

Berdasarkan laporan yang masuk ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah memulai proses konstruksi untuk jaringan transmisi dan distribusi sepanjang 13.155 kms. Dengan demikian, sudah 28% progres konstruksi dari total 46.000 kms transmisi yang harus dibangun oleh PLN.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan jaringan transmisi yang mulai dibangun ini merupakan transmisi dengan tegangan rendah yakni 220 volt dan menengah 20 kilovolt (KV). “Untuk transmisi tegangan tinggi yakni 500 KV akan dikerjakan dengan skema lain,” tutur Sudirman kepada Bisnis.com, Minggu (13/12/2015).

Menurutnya untuk tegangan tinggi, komponen transmisi akan dipasok oleh perusahaan lokal. Hal ini untuk mendorong penggunaan komponen dalam negeri. Dia mengatakan skema pembangunan yang mengedepankan kandungan dalam negeri ini sedang digodok peraturannya oleh Kementerian Perindustrian.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jarman menjelaskan yang boleh ikut serta dalam pembangunan jaringan transmisi listrik hanyalah perusahaan dalam negeri. Nantinya, perusahaan lokal tersebut akan memasok komponen lokal sekaligus memasang jaringan. Namun dirinya memastikan, semua proyek pembangunan transmisi akan diawasi oleh PLN.

Jarman mengatakan keterlibatan swasta untuk pembangunan transmisi telah memiliki payung hukum, sehingga legalitasnya tidak perlu dipertanyakan.

"PP (peraturan pemerintah) kan sudah ada PP Nomor 14 Tahun 2012 yang kemudian diperbaiki menjadi PP 23 jadi boleh transmisi dibangun swasta," katanya. Namun, pengoperasiannya harus tetap ditangan PLN. Selain itu, pihaknya akan meninjau lebih jauh lokasi pembangunan transmisi mana yang nantinya akan diserahkan ke swasta dan mana yang tetap dibangun oleh PLN.

Dijelaskan olehnya, dalam mengajak keterlibatan swasta PLN diawasi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan menentukan harga komponen.

Selain itu, juga ditentukan standar komponen yang sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI). Baru ketika harga dan standar sudah cocok, perusahaan bisa memasok komponen.

Peningkatan komponen lokal ini disebut Jarman sesuai dengan arahan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta 100% komponen jaringan listrik berasal dari dalam negeri.

Menurutnya, transmisi tidak kalah pentingnya dengan pembangkit. Jaringan transmisi ini harus selesai tepat waktu dan sesuai dengan pengoperasian pembangkit.

Bisnis.com mencatat, untuk mendukung program pembangkit 35.000 megawatt (MW) PLN harus membangun jaringan transmisi sepanjang 46.000 kilometer.

Adapun pembangunan itu membutuhkan lahan seluas 80.000 meter persegi. Setiap 1 kilometer, jaringan tersebut membutuhkan dua tiang transmisi, sehingga ada lebih dari 80.000 tiang yang akan berdiri. Masing-masing tiang itu membutuhkan tapak seluas 800-1.000 meter persegi.

Untuk mempercepat pembangunan transmisi, PLN meminta pemerintah untuk mengeluarkan peraturan khusus yang memudahkan perseroan melakukan pembebasan lahan untuk tiang-tiang transmisi.

Kemudahan ini diperlukan, lantaran seringkali pembangunan transmisi terkendala persoalan pembebasan lahan. Sementara, tiang transmisi dibutuhkan untuk sistem distribusi listrik di daerah sekitar. []


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper