Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tetap Waspada, Pemerintah Siapkan Strategi Antisipasi Tantangan Ekonomi

Menurut Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, kondisi perekonomian Indonesia tetap perlu dicermati dengan seksama dan berkesinambungan, khususnya terkait potensi dampak dari ketidakstabilan dalam perekonomian global.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (kanan). /ANTARA
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (kanan). /ANTARA

Bisnis.com, MALANG - Kondisi ekonomi makro Indonesia yang relatif baik akhir-akhir ini, tidak lantas mengurangi kewaspadaan pemerintah. Menurut Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro, kondisi perekonomian Indonesia tetap perlu dicermati dengan seksama dan berkesinambungan, khususnya terkait potensi dampak dari ketidakstabilan dalam perekonomian global.

“Pemerintah telah menyiapkan dan menerapkan kebijakan jangka panjang dan strategi jangka pendek untuk mengantisipasi berbagai tantangan yang ada,” kata Menkeu dalam keynote speech-nya di acara Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah di Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (3/11/2015).

Untuk strategi jangka panjang, pemerintah berupaya mengalihkan dan mengoptimalkan sumber pertumbuhan. “Perekonomian Indonesia saat ini masih bergantung kepada sektor komoditas, khususnya sumber daya alam. Mengingat harga komoditas yang terus mengalami penurunan dan ketersediaannya dalam jangka panjang yang semakin menipis, pemerintah saat ini sedang menata kembali perekonomian Indonesia dengan mendukung apa yang dinamai resource-based manufacturing,” urainya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi di China juga turut berpengaruh.  Dia menjelaskan bahwa saat ini terjadi pergeseran sumber pertumbuhan ekonomi di China. “Masyarakat China terkenal dengan saving yang baik. Ketika pertumbuhan bertumpu pada investasi, kalau saving tinggi, pas ekonomi jalan bagus. Namun, yang terjadi akhir-akhir ini adalah investasi sudah mulai jenuh, sehingga pertumbuhan ekonomi China melambat. Maka pemerintah China sedang mendorong konsumsi. Dan itu terjadi, berhasil. Sekarang pertumbuhan ekonomi didorong dengan konsumsinya,” paparnya.

Berkurangnya investasi dan meningkatnya konsumsi di Tiongkok tersebut akan berpengaruh terhadap ekspor di Indonesia. “Dulu, Indonesia banyak mengekspor batu bara ke Tiongkok. Namun, dengan peningkatan pola konsumsi tadi, ekspor tersebut menurun. Maka, pola ekspor dan manufaktur harus didorong supaya barang konsumsi lebih banyak, dan ekspor ke China dialihkan dari batu bara ke barang manufaktur,” katanya.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah tengah berupaya untuk membangun kembali sektor industri Indonesia sebagai penggerak perekonomian. “Saya harap di tahun 2016 kita sudah punya pijakan jelas, dari mana sumber pertumbuhan. Jangan terus-terusan mengandalkan komoditas,” ujarnya. Menurutnya, sektor yang paling potensial adalah manufaktur atau industri yang mengolah pertanian. “Karena harga hasil pertanian sama seperti komoditas, sama-sama fluktuatif. Ketika hasil pertanian diolah lagi, tingkat fluktualitasnya akan menurun. Ini yang saya harapkan,” pungkas Menkeu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Kemenkeu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper