Bisnis.com, BALIKPAPAN Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Muladno meminta seluruh kelompok peternak di Kalimantan Selatan yang mendapatkan sapi indukan impor harus mau mengasuransikan sapinya tersebut.
Muladno menjelaskan 11.000 sapi betina indukan yang baru saja tiba dari Australia di Balikpapan pada Kamis (29/10) tersebut memang dapat hidup di daerah tropis. Kendati demikian, bukan tidak mungkin hal yang tidak diinginkan terjadi.
Kalau menurut hitung-hitungan kasar saya, 10.000 sapi indukan itu dalam 8 tahun baru dapat berkembang biak menjadi 50.000 ekor sapi. Itu juga kalau selamat semuanya, makanya sapi harus diasuransikan, kata Muladno di Balikpapan, Kamis.
Muladno menyampaikan pemerintah provinsi Kaltim yang menargetkan capaian populasi 2 juta ekor sapi pada 2018 sulit tercapai apabila provinsi tersebut tidak menggenjot kesadaran untuk mengasuransikan ternaknya.
Untuk itu, dia merekomendasikan upaya tersebut harus dimulai. Pasalnya, jika ternak diasuransikan, ada kewajiban untuk menjaga jumlahnya secara tetap. Jadi kalau mati, diganti. Kalau sakit, diobati, kata Guru Besar Peternakan IPB itu.
Dia menyampaikan pada dasarnya asuransi peternakan tidak mahal dan tidak memberatkan peternak, dengan premi yaitu Rp20.000-Rp25.000 per ekor per bulan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Peternakan Kaltim Dadang Sudaryana mengatakan pihaknya pun telah menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi milik daerah untuk penyedaan asuransi pagi peternak.
Bank Kaltim pun memiliki skema yang diberi nama Kredit Ternak Sejahtera yang sejak tahun 2010 hingga Agustus lalu telah menyalurkan kredit riil di sektor peternakan sebesar Rp17,22 triliun untuk diberikan pada kelompok usaha peternakan di provinsi tersebut.