Bisnis.com, PEKANBARU – PT PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) pada awal 2016 akan segera melakukan penyesuaian penerapan tarif listrik bersubsidi agar lebih tepat sasaran.
General Manager PLN WRKR Feby Joko Priharto mengatakan pihaknya akan melakukan penyesuaian tarif listrik tersebut dengan acuan data tim nasional percepatan penanggulangan kemiskinan (TNP2K).
“Kami akan melakukan penyesuaian penerima tarif listrik bersubsidi berdasarkan data TNP2K, untuk di Riau jumlah pelanggan listrik bersubsidi sebanyak 749.007 pelanggan, sementara data TNP2K di Riau yang berhak menerima subsidi sebanyak 257.602 pelanggan,” katanya Jumat (23/10).
Menurut Feby praktik tarif listrik subsidi yang berjalan saat ini banyak salah sasaran, dimana pelanggan daya 450 VA dan 900 VA yang ditemukan pihaknya sebagian besar masuk dalam kategori mampu.
Sementara itu dari PLN juga memiliki kriteria dalam mengukur pelanggan masuk kategori layak subsidi atau tidak. Untuk pelanggan 450 VA, pelanggan itu hanya menggunakan daya sebesar rerata 86 kWh/bulan, sedangkan 900 VA pelanggan hanya menggunakan daya rerata 124 kWh/bulan.
Bila pelanggan dari dua kategori daya bersubsidi itu melebihi kapasitas rerata per bulan yang dimaksud, pihaknya dapat memastikan pelanggan tersebut masuk pada kategori keluarga mampu sehingga tidak tepat menerima subsidi listrik.
“Pelanggan yang masuk kategori mampu ini tetapi masih menerima subsidi akan kami dorong agar segera bermigrasi ke daya listrik di atasnya dan itu bebas biaya, untuk teknisnya akan dikerjakan oleh rayon PLN,” katanya.
Sementara itu Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kemen ESDM Satya Zulfanitra mengatakan pemerintah pusat masih tetap akan menyalurkan subsidi listrik bagi masyarakat tidak mampu.
“Pemberian subsidi listrik merupakan hal yang wajar bagi masyarakat yang kurang mampu, ini juga sesuai amanat undang-undang, tetapi yang disoroti pemerintah adalah sebagian besar penerimanya masuk pada kategori mampu sehingga subsidi menjadi tidak tepat sasaran,” katanya.
Satya mengatakan dari rencana subsidi listrik 2015 senilai Rp66 triliun, dua golongan tarif yaitu 450 VA dan 900 VA mendapatkan bagian senilai Rp55 triliun dengan jumlah pelanggan sebanyak 45 juta, sementara dari data TNP2K hanya ada 15,5 juta pelanggan yang layak mendapatkan subsidi.
Dengan data itulah pemerintah akan melakukan evaluasi dan penyesuaian tarif listrik pada 2016, sehingga dana subsidi yang terdapat pada selisih anggaran tersebut akan dialokasikan pada pembangunan jaringan listrik baru dan listrik pedesaan.
“Itu tujuan pemerintah dan tentunya diharapkan dukungan masyarakat dengan melaporkan kepada PLN agar dapat dilakukan penyesuaian daya dan tarifnya,” katanya.