Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adopsi Konsep Sato Umi, BPPT Kembangkan Varietas Ikan Baru. Ini Kelebihannya

Untuk menghadapi perubahan lingkungan, BPPT mengembangkan varietas ikan baru yang bisa adaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
Ikan Nila Salina/budidaya-ikan.com
Ikan Nila Salina/budidaya-ikan.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk menghadapi perubahan lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan varietas ikan baru yang bisa beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.

Ikan Nila Salina yang dibudi daya untuk mengatasi perubahan lingkungan seperti salinaitas pada tambak-tambak yang tinggi.

"Jadi ikan-ikan yang toleran terhadap salinitas tinggi, itu juga bagian dari konsep Sato Umi, untuk menambah spesies baru," kata Direktur Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT, Arif Arianto dalam workshop internasional di Gedung BPPT, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Ikan ini dikembangkan untuk meningkatkan produktifitas lahan tambak dan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan perairan di kawasan pesisir, mengatasi perubahan iklim, serta mengantisipasi pemanasan global yang meningkatkan permukaan air laut sehingga perairan di tambak semakin banyak yang salinitasnya tinggi.

"Jadi secara umum, dengan konsep Sato Umi ini, lahan dan tambak yang tidak termanfaatkan bisa dimanfaatkan secara optimal dikembangkan dengan metode tersebut," ungkapnya.

Konsep Sato Umi, tambah Arif, tidak hanya menjaga eco balance tapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungannya dengan baik.

"Beberapa daerah ingin menerapkan konsep Sato Umi dan ingin melihat ke sini, melihat bagaimana keberhasilannya," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kelautan Kabupaten Pekalongan Aris Sidharcahya mengatakan konsep Sato Umi yang telah diterapkan di wilayah pesisir Kabupaten Pekalongan sejak 2013, salah satunya adalah budidaya ikan nila salina. Yaitu ikan nila yang dapat hidup di air payau.

"Selain itu dari lahan seluas 730 hektare, 90 hektare digarap untuk budi daya udang vaname dan pengembangan bandeng dengan jaring tangkap," papar Aris.

Dengan diterapkanya konsep Sato Umi di wilayah pesisir Pekalongan, lanjut Aris, tidak hanya berdampak pada produksi laut tapi juga konservasi alam.

Limbah organik maupun anorganik yang berasal dari sisa pakan ikan dan kotoran hewan yang selama ini merusak lingkungan pesisir bisa diminimalisir dan dijadikan sebagai pupuk bagi rumput laut. Sehingga kawasan tersebut bisa terjaga dengan baik kualitas perairannya.

Dengan demikian, produktifitas bisa tetap terjaga secara berkelanjutan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper