Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penguatan Bisnis Dekorasi Interior Butuh Aturan Kewajiban Pakai Produk Lokal

Penguatan bisnis dekorasi ruangan alias furniture tidak hanya harus diatasi pebisnjs

Bisnis.com, TANGERANG--Penguatan bisnis dekorasi ruangan alias furnitur tidak hanya diatasi pebisnis. Pemerintah juga harus berani bersikap demi memperkuat branding dan membuka ceruk pasar lebih luas bagi produsen domestik.

 Franciscus Surjaseputra, Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), menilai perlu ada kebijakan jangka panjang yang serius, misalnya, berupa pewajiban penggunaan produk lokal. Sebagai contoh, desain ruangan di perusahaan pelat merah, kementerian, dan lembaga negara diharuskan 60% dari dalam negeri.

Bukan hanya melibatkan desainer interior anak negeri tetapi juga produk yang dipakai buatan lokal. "Ini supaya meningkatkan rantai suplai lokal. Dan yang seperti ini hanya bisa dilakukan pemerintah," ucap Franciscus kepada Bisnis, Jumat (2/10/2015).

Siklus desain interior terbilang pendek apalagi untuk skala bangunan kantor dan ritel. Dengan investasi bangunan per meter persegi Rp10 juta - Rp11 juta dan untuk interior ruangannya Rp5 juta - Rp7 juta paling hanya bertahan lima tahun.

Setelah periode tersebut sebaiknya desain diperbarui bahkan kalau bisa penyegaran dilakukan per dua tahun. Dengan begini biaya untuk interior ruangan dipastikan memang lebih mahal ketimbang perawatan bangunannya.

Direktur Penjualan Homedec Indonesia Andri Hermawan justru menilai daripada mutu dan ketepatan pengiriman barang yang paling lemah dari industri furnitur adalah branding. Penguatan brand  dapat ditempuh dengan kerja sama dengan desainer interior.

"Seorang desainer interior bisa mempromosikan bahwa produk ini cukup baik dan bisa ditawarkan kepada konsumen," kata dia.

 

Namun untuk dapat demikian tentu desainer interior membutuhkan kualitas yang memang bagus. Seperti dikemukakan HDII, para produsen produk dekorasi ruangan dituntut mampu menyelesaikan pesanan tepat pada tenggat waktu yang ditentukan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper