Bisnis.com, MATARAM- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan Indonesia kekurangan tenaga ahli di bidang maritim. Sebagian besar tenaga ahli yang tersedia justru didominasi tenaga ahli teknik sipil.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan peran tenaga ahli di bidang maritim sangat penting karena poros pembangunan Indonesia ke depan akan bergantung di bidang maritim.
"Jumlah badan usaha yang yang mampu mengerjakan proyek-proyek kemaritiman dengan kualifikasi besar baru berjumlah 246 badan usaha, ini relatif masih kurang jika dibandingkan dengan rencana pembangunan bidang kemaritiman yang begitu luas,” jelasnya dalam siaran pers seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (1/10/2015).
Basuki menerangkan, berdasarkan data, jumlah tenaga ahli yang tersedia saat ini mencapai utama 3.375 tenaga ahli utama ; tenaga ahli madya 42.580; dan tenaga ahli muda 51.095.
Dari jumlah tenaga ahli tersebut diatas yang memiliki klasifikasi di bidang sipil untuk ahli utama sekitar 1.771; ahli madya 23.157; dan ahli muda 31.170.
Sedangkan untuk subklasifikasi yang berkaitan dengan bidang kemaritiman, berdasarkan data nasional jumlah tenaga ahli teknik dermaga ada sekitar 1.293; Ahli Teknik Bangunan Lepas Pantai 132; Ahli Teknik Bendungan Besar 863; Ahli Sumber Daya Air 11.364; Ahli Teknik Irigasi 3.388; Ahli Teknik Rawa dan Pantai 56.098; dan Ahli Teknik dan Rawa 702.
Basuki menekankan, konsultan dalam proses pembangunan infrastruktur sangat strategis, karena Jasa konsultansi merupakan jasa keahlian yang berperan dari hulu hingga hilir dalam proses pembangunan.