Bisnis.com, Nanning-Guangxi, CHINA — Tepat di pojok depan pintu masuk Paviliun Indonesia, seorang pria menyorongkan lengan sambil membuka lebar telapak tangannya kepada wanita yang datang menghampiri.
Pria itu ternyata bernama Gunawan, dan di telapak tangan yang terbuka berisi tulisan Mandarin tentang harga kain batik yang dijualnya di stand di Nanning Convention Center, Guangxi, China, Sabtu (19/8/2015).
“Ini harganya, kalau mereka tanya, saya tinggal tunjukin. Ini memang kode, saya juga baru dikasih tahu pas ikut pameran ini,” katanya di sela-sela melayani sejumlah calon pembeli yang terus berdatangan.
Gunawan mengaku baru pertama kali mengikuti pagelaran CAEXPO di Nanning yang sudah berlangsung 12 kali ini. “Saya diajak Disperindag Kota Solo,” ujarnya.
Sambil memberikan kartu namanya, Gunawan mengatakan dirinya bukanlah pedagang yang mencari target pembeli sebanyak-banyaknya dalam pagelaran CAEXPO kali ini.
Dia menuturkan dirinya adalah produsen yang langsung bertemu calon pembeli. “Kami ini punya usaha sendiri. Kami mencoba mencari celah di tengah persaingan yang tidak sehat dengan para pedagang yang sudah punya pasar sendiri di online, maupun yang ikut pameran di mana-mana. Pemerintah harusnya memperhatikan seperti kami ini,” paparnya.
“Saya sebenarnya ingin melihat pasarnya seperti apa di China sekaligus mencari distributor untuk produk saya,” kata pria yang memiliki usaha butik, haute couture Gunawan Design di Laweyan Solo, Jawa Tengah tersebut.
Bagi Gunawan, kedatangan tiga orang calon buyer sejak hari pembukaan kemarin (Jumat, 18/9/2015), sudah memberikan harapan besar tentang pasar China. “Tahun depan kalau diajak saya mau ikut lagi.”
Di 12th CAEXPO 2015 ini, Kementerian Perdagangan mengajak 120 peserta pameran dari Indonesia. Tahun ini, kementerian yang dipimpin Thomas Lembong tersebut mengincar nilai transaksi US$6 juta dari ajang CAEXPO di Nanning.