Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat luas areal padi yang mengalami gagal panen (puso) sepanjang Januari-Agustus tahun ini telah mencapai 102.072 hektare. Puso tersebut merupakan akumulasi dari yang disebabkan oleh serangan hama, banjir, dan kekeringan.
Dwi Iswari, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan mengatakan dari angka tersebut, penyebab terbesar puso tahun ini yitu kekeringan yang mencapai 79.562 hektare. Adapun, banjir dan hama menyebabkan puso masing-masing seluas 16.920 hejtare dan 5.591 hektare.
“Yang paling terparah itu terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. Puncaknya bulan Juli,” kata Iswari dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Jumat (11/9/2015).
Jika dihitung melalui produktivitasnya, maka puso sebesar 102.072 hektare tersebut telah menghilangkan potensi panen sebanyak 510.360 ton gabah kering giling (GKG) atau setara sekitar 286 ribu ton beras.
Sebagai pembanding, luas areal padi terkena puso karena OPT, banjir dan kekeringan sepanjang tahun 2014 yakni seluas 178.892 hektarea atau 1,32% dari luas tanam 13.569.481 hektare.
Berbeda dengan tahun ini, luas puso tertinggi pada tahun lalu justru bukan disebabkan kekeringan, melainkan disebabkan banjir yaitu seluas 141.045 ha. “Selanjutnya puso disebabkan kekeringan justru hanya 35.423 hektare,” kata Iswari.
Untuk terus mengendalikan puso, Iswari menjelaksan Kementan akan terus melakukan pemantauan lapangan. Sejauh ini, Kementan telah melakukan pengendalian OPT (organisme penganggu tanaman) pada lahan padi seluas 744.701 hektare.
Tak lupa, Kementan pun terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta rutin melakukan pemantauan dan evaluasi secara rutin terhadap perkembangan luas puso.