Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah berencana membentuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) sebagai pengganti Komite Ekonomi Nasional yang bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mempercepat pembangunan.
Soetrisno Bachir, Pendiri Grup Sabira, mengatakan pembentukan Komite Ekonomi dan Industri bertujuan untuk mempercepat pengembangan industri dan hilirisasi di dalam negeri. Pasalnya, pemerintah sedang berupaya mengembangkan industri yang berbasiskan nilai tambah.
"Komite Ekonomi dan Industri ini supaya ada penekanan bahwa Indonesia harus kuat di bidang manufaktur," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (10/9).
Soetrisno tidak menyebutkan apakah dia akan menduduki posisi ketua, yang dulu dipegang oleh Chairul Tanjung. Menurutnya, saat ini sudah ada sejumlah nama yang dipertimbangkan untuk masuk ke dalam Komite Ekonomi Industri, seperti Haryadi Sukamdani, Hendri Saparini, dan Agus Pambagio. Selain itu, lembaga tersebut juga akan diisi oleh pengusaha, ekonom, akademisi, dan industrialis yang dianggap memiliki kapasitas.
Menurutnya, lembaga tersebut nantinya akan memberikan masukan kepada presiden terkait persoalan ekonomi dan industri di lapangan. Dengan begitu, pemerintah memiliki data yang cukup dan akurat untuk mengambil kebijakan.
"Kalau ada banyak kelompok yang membantu mengatasi krisis, saya kira Presiden pasti senang. Selain anggota komite yang memang pakar, lembaga itu juga dapat mengundang pakar, agar menguasai persoalan secara detil," ujarnya.
Dia juga menyebutkan pemerintah akan secepatnya mengeluarkan Keputusan Presiden pembentukan komite tersebut, karena pemerintah membutuhkan masukan apakah paket kebijakan ekonomi yang baru dikeluarkannya sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Komite Ekonomi dan Industri juga bertugas membawa investor asing untuk mengembangkan usahanya di dalam negeri. Transportasi dan logistik akan menjadi fokus utama untuk dikembangkan, untuk meningkatkan keterhubungan antarpulau di Indonesia.
"Ekonomi nasional harus terintegrasi, jangan hanya di Jawa saja. Yang paling mudah membangun transportasi dan logistik kan bukan dengan jembatan, tetapi dengan kapal, sehingga arus investasi tersebar," ucapnya.