Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N. Hanafi menilai pemerintah harus tetap memperhatikan kepentingan pengusaha nasional dalam meramu deregulasi.
Dia mengatakan pelibatan asing dalam menggairahkan kondisi ekonomi bisa dilakukan dengan cara lain sehingga tidak mematikan usaha yang ada. Menurutnya, porsi asing dalam kepemilikan usaha di sektor logistik telah diberikan terutama di wilayah timur Indonesia.
"Kalau Jawa, Sumatra, dan Bali, cold storage sudah cukup banyak. Jadi saya pikir jangan mematikan usaha yang ada. Partnership dengan asing bisa berbagai cara termasuk tahun depan sudah ASEAN spirit," terangnya, Minggu (7/9/2015).
Hal yang terpenting, paparnya, adalah percepatan realisasi penyerapan APBN dan APBD sehingga pengusaha tidak menahan aksi investasi baru. Dia menyebutkan bahwa pelaku logistik mengalami tekanan berat terlebih anjloknya kegiatan industri otomotif sebesar 50% dan industri produk home appliance yang turun 45%.
Dia menuturkan penurunan sejumlah industri itu turut menyurutkan arus pengangkutan melalui kapal laut terutama impor yang melorot 32%, sementara di angkutan darat merosot 45%. Sedangkan, angkutan darat masih mengalami kenaikan 2%-3% akibat peralihan moda transportasi dari laut ke darat lantaran industri logistik terdorong e-commerce.
"Jadi Badan Kordinasi Penanaman Modal (BPKM) jangan dicatatkan orang yang mendaftar [berinvestasi], tapi sampaikan orang yang sudah berinvestasi karena industri logistik ini mengetahui perusahaan-perusahaan akan melakukan investasi. Kami cek di lapangan tidak ada kegiatannya sama sekali," jelas Yukki.