Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RUU Karantina Jadi Prioritas

Komisi IV DPR RI tengah menggenjot penyusunan RUU tentang Badan Karantina Nasional yang telah menjadi prioritas, untuk menyegerakan revisi regulasi sebelumnya yaitu UU No. 16/1992.
Perugas Unit Pelaksanaan Teknis Balai Besar Karantina Ikan memperlihatkan barang bukti penyelundupan kura-kura Moncong Babi asal Papua, di Jakarta,Senin (19/1/2015)./Antara-Teresia May
Perugas Unit Pelaksanaan Teknis Balai Besar Karantina Ikan memperlihatkan barang bukti penyelundupan kura-kura Moncong Babi asal Papua, di Jakarta,Senin (19/1/2015)./Antara-Teresia May

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi IV DPR RI tengah menggenjot penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Badan Karantina Nasional yang telah menjadi prioritas, untuk menyegerakan revisi regulasi sebelumnya yaitu UU No. 16/1992.

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan UU Karantina yang tengah disusun menjadi sebuah terobosan lembaga tinggi negara karena akan mencabut lembaga-lembaga karantina di beberapa kementerian di mana akan bersatu menjadi Badan Karantina Nasional (BKN) yang langsung dibawahi presiden.

"Selama ini lembaga karantina tersebar di beberapa kementerian seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan, Kementerian Kesehatan, dan Bea Cukai. Karena tidak terintegrasi, sering arus birokrasi dan kekuatan penyidikan menjadi lemah," ungkap Andi Akmal melalui siaran pers padaJumat (4/9/2015).

Menurut dia, lembaga karantina nasional memang harus diperkuat baik SDM yang akan mengelola maupun paket regulasi yang melekat pada peguatan lembaga, karena lembaga ini krusial terhadap keamanan pangan nasional.

Andi Akmal mencontohkan kasus kakak tua jambul kuning yang marak beberapa waktu lalu merupakan sebuah bukti lemahnya kekuatan karantina pada otoritas kehutanan.

"Badan karantina nantinya harus mampu menjadi penjaga kelestarian hayati nasional. Jangan sampai kekayaan genetik kita dirusak dari luar dan jangan sampai juga dicuri keasliannya. Tanpa kekuatan SDM dan regulasi, dikahwatirkan Indonesia menjadi negara tanpa antibodi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper