Bisnis.com, JAKARTA Bertopang pada efisiensi pengeluaran dan pengawasan ketatcashflow,unaudited)sepanjang semester pertama tahun ini, naik 118,90% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Keuangan Perum Bulog Iryanto Hutagaol mengatakan pada semester pertama tahun ini, secara spesifik kenaikan keuntungan Perum Bulog yaitu Rp483,25 miliar dari semester pertama tahun lalu.
Jadi ada hal-hal besar yang menjadi strategi kami dalam mengelola keuangan yaitu mengawasi ketat biaya operasional dan biaya angkutan sehingga pengeluaran berkualitas. Struktur keuangan diperbaiki, dan menekan utang sehingga menghemat biaya bunga, jelas Iryanto di Jakarta, Senin (31/8/2015).
Iryanto menyampaikan strategi efisiensi telah menjadi strategi utama lembaga stabilisator harga tersebut sejak dia menduduki kursi Dirkeu pada Desember 2014 lalu. Saat itu, kas Perum Bulog sempat berada di posisi minus.
Secara detil, upaya efisiensi yang dilakukan Bulog untuk menjagacashflowsehat misalnya menekan biaya angkut. Sebelumnya, aktivitas pengangkutan barang lumayan longgar, namun saat ini lebih tertata. Menurut Iryanto, pengetatan pengeluaran dapat memberi ruang pada perbaikancashflowsecara menyeluruh.
Selain pada aspek pengeluaran, pengawasan aset juga lebih ketat. Jika dirata-ratakan, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, tingkat efisiensi semester ini itu saya katakan 30% lebih baik dibanding tahun lalu. Memang harus dilihat secara utuh, tapi kalauJune to Junekita cukup signifikan, niaya lebih kecil tapi operasinya lebih baik, jelas Iryanto.
Adapun, pendapatan utama Bulog masih berasal dari penjualan. Iryanto menyampaikan penataancashflowmenjadi hal yang mutlak harus dilakukan karena Perum Bulog telah dijejalkan bertubi-tubi tugas dari pemerintah untuk menjaga stabilitas harga bahan-bahan pokok.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dalam tiga bulan terakhir kerap meminta Bulog untuk menyerap produksi petani untuk dijual di pasar-pasar ibu kota.
Adapun, saat ini posisi modal Perum Bulog yaitu Rp4,6 triliun yang terdiri atas Rp3,75 triliun modal pada awal tahun dan tambahan Rp889 miliar. Target omzet tahun ini yang tecantum pada RKAP yaitu Rp31,9 triliun.
Di semester kedua tahun ini, Iryanto mengatakan Perum Bulog akan mulai mengelola keuangan dari bisnis daging. Seperti diketahui, belum lama ini Bulog mendapat penugasan dari KemenBUMN untuk mengimpor sapi bakalan.
Selain itu, Iryanto mengatakan Bulog pun akan mulai menggenjot pembangunan infrastruktur, dengan alokasi dana sebesar Rp350 miliar untuk 6 bulan ke depan. Dana itu akan digunakan untuk pembangunan gudang baru dan penyediaan alat-alat pascapanen.
Ada kurang lebih 10 gudang yang akan dibangun. Tahun depan kami investasi Rp2 triliun untuk peremajaan dan modernisasi penggilingan dan pembangunancold storage,jelas Iryanto.