Bisnis.com, MAKASSAR--Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyebabkan sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perjalanan wisata lebih fokus untuk menawarkan produk perjalanan di dalam negeri.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sulawesi Selatan Didi Leonardo Manaba mengakui kondisi pelemahan nilai tukar rupiah telah membawa efek negatif terhadap sektor wisata yang dirasakan langsung dampaknya oleh perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata.
Dia menuturkan, Asita Sulsel telah menerima laporan dari beberapa anggotanya terkait jumlah pemesanan paket perjalanan wisata keluar negeri yang menurun drastis. Selain itu, paket perjalanan ibadah umrah yang menjadi andalan juga ikut mengalami penurunan.
"Banyak yang memilih untuk menunda keberangkatan umrah ataupun perjalanan keluar negeri karena adanya kenaikan biaya," kata Didi kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Akan tetapi, dia belum dapat menyebutkan angka pasti terkait jumlah penurunan terhadap permintaan paket perjalanan wisata keluar negeri.
Menurutnya, dampak pelemahan rupiah juga menyebabkan para pelaku usaha mengalami kerugian karena harus menanggung kelebihan biaya untuk paket perjalanan wisata keluar negeri ataupun umrah yang sudah dipesan sebelum terjadinya pelemahan rupiah.
Lebih lanjut, dia menyatakan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan para pelaku usaha saat ini lebih memilih untuk mengandalkan produk perjalanan wisata domestik.
Untuk Provinsi Sulsel, imbuhnya, permintaan terhadap jasa perjalanan wisata lokal juga diperkirakan naik karena adanya pelaksanaan acara-acara bertaraf internasional yang mampu menarik wisatawan lokal dan mancanegara.
"Saat ini permintaan jasa perjalanan wisata lokal cukup ramai, apalagi pada Semester II tahun ini banyak acara bertaraf internasional yang diadakan di Sulsel," tuturnya.
Meskipun demikian, para pelaku usaha, imbuhnya, berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki kondisi perekonomian dan menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk menggairahkan kembali sektor pariwisata.
Seperti diketahui, sejak awal Semester II/2015 Pemprov Sulsel telah mengadakan berbagai acara bertaraf internasional seperti Muktamar Muhammadiyah, pertemuan akbar Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) ke-27, dan dalam waktu dekat juga akan diselenggarakan Asean Mayor Forum (AMF) di Kota Makassar pada 8-10 September 2015.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat adanya peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sulsel setiap tahunnya.
Adapun, pada tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel menargetkan jumlah kunjungan sebanyak 6,1 juta wisatawan yang terdiri dari 6 juta wisatawan lokal dan 150.000 wisatawan mancanegara.