Bisnis.com, Jakarta--Wakil Ketua Bidang Riset dan Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menilai pemerintah daerah tidak siap untuk melaksanakan transportasi perkotaan dengan menjaalankan bantuan bus untuk program Bus Rapid Transit (BRT) dari Kementerian Perhubungan.
Dia memprediksi pada tahun pertama implementasi penggunaan bus akan gagal karena akan menimbulkan permasalahan di daerah.
"Tak satupun walikota yang siap karena perangkat dasar tidak dilatih atau dikembangkan. Prediksi saya, satu tahun pertama banyak yang gagal," katanya, Jumat (31/7/2015).
Menurutnya, program BRT akan berhasil apabila tarif yang dikenakan kompetitif dan cenderung lebih murah. Seperti diketahui, Kemenhub telah resmi memulai proyek perakitan 1.000 bus untuk BRT pada Kamis (29/7). Selanjutnya, hingga 2019, sebanyak 3.000 unit bus akan disebar ke seluruh ibu kota provinsi, kecuali DKI Jakarta.
"BRT sudah berjalan 10 tahun, gagal. Tentunya kegagalan itu dievaluasi dan segera diperbaiki," ucapnya.