Bisnis.com,JAKARTA—Kementerian Kelautan dan Perikanan tengah fokus untuk mengembangkan dan mendorong produksi kekerangan mulai tahun ini.
Pasalnya, komoditas tersebut diketahui memiliki potensi yang besar karena dinilai mudah dibudidayakan, dengan modal usaha yang murah, mampu menyerap tenaga kerja, serta memiliki pasar yang cukup besar, untuk mendukung poros maritim nasional.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan perhitungan usaha ini sangat ekonomis. Paling tidak, modal usaha yang diperlukan oleh pembudidaya hanya Rp15 juta hingga Rp20 juta.
“Dengan modal usaha sebesar Rp15 juta - Rp20 juta, pembudidaya dapat memuai usaha budidaya kerang menggunakan 1 unit kerangka ukuran 9 x 15 meter persegi,” katanya lewat keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (13/7/2015).
Dia menambahkan kerangka keramba ini dipasang di laut selama kurang lebih 6 bulan. Setelah melewati 6 bulan, akan diperoleh 1,5 ton kerang hijau dengan harga Rp5.000 per kg.
“Jadi, kalau dihitung, per bulan diperoleh tambahan penghasilan Rp1,5 juta per bulan. Tanpa membeli bibit kerang hijau, tanpa pakan dan hemat energi,” ujarnya.
Tahun ini, KKP menargetkan produksi kekerangan mencapai 233.700 ton dan diperkirakan akan tumbuh 32,60% per tahun hingga 2019.