Bisnis.com, GARUT -- Perlambatan pertumbuhan ekonomi turut memukul industri kerajinan kulit. Omset pengrajin di sentra industri kulit di Sukaregang, Garut turun 50%.
Denny, salah satu pemilik kios di Sukaregang menuturkan, dalam tiga bulan terakhir per bulan penjualan jaket kulit hanya mencapai 900 potong. "Omset turun 50%, biasanya per bulan produksi bisa 2.000 potong jaket," katanya saat ditemui bisnis.com di tokonya, Jalan Gagak Lumayung, Garut, Selasa (14/7/2015).
Menurut Denny, produksi turun seiring penurunan permintaan dari konsumen. Dia mengakui, daya beli konsumen turut seret akibat kondisi ekonomi yang lebih lesu dibandingkan tiga tahun lalu.
Selain dari konsumen dalam negeri, penurunan permintaan juga berasal dari konsumen luar negeri. Denny mengatakan, pesanan konsumen dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Jepang tidak sebesar sebelumnya.
Denny yang memiliki toko Nudenim Leather menjual produk jaket kulit dengan rentang harga Rp750 ribu hingga Rp2 juta.
Untuk menyiasati penurunan omset, Denny berencana membuka kelas workshop bagi masyarakat yang tertarik membuat jaket dengan rancangan sendiri. "Bisa pilih bahannya, nanti dijahitkan, tiga jam selesai. Mau handmade juga bisa, seharian tinggal di sini gratis," jelasnya.
Kelas workshop tersebut menurut Denny bisa menjadi salah satu variasi di industri kulit untuk para peminat di sektor ini. Dia menilai, kelas workshop bisa menambah pengalaman masyarakat dalam membuat produk kulit. "Jadi ada experience-nya, dan ini bisa jadi wisata tersendiri," katanya.
Liputan mudik ini terselenggara melalui kerjasama Bisnis Indonesia dengan Nissan Motor Indonesia.
Tim Susur Jawa Sumatra 2015
(Rivki Maulana, Nenden Sekar Arum, Yanita Petriella, M. Khamdi).