Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siemens Bidik Pasar Manufaktur Indonesia Lewat “Industri 4.0”

Perusahaan teknologi asal Jerman, Siemens ingin membidik pasar manufaktur Indonesia melalui konsep Industri 4.0 yang merupakan proses manufaktur terintegrasi yang mampu menekan biaya produksi.
Pabrik PT AHM di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat/Antara
Pabrik PT AHM di Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat/Antara

Bisnis.com, PEKANBARU-- Perusahaan teknologi asal Jerman, Siemens ingin membidik pasar manufaktur Indonesia melalui konsep Industri 4.0 yang merupakan proses manufaktur terintegrasi yang mampu menekan biaya produksi.

Industri 4.0 merupakan konsep baru dari Jerman untuk mengubah proses manufaktur dengan mengintegrasikan informasi dalam sebuah mata rantai produksi mulai dari awal sampai disain, produksi, pelayanan, hingga perbaikan.

Stefanus Arif, Country Lead for Divisions Digital Factory and Process Industries & Drives, PT Siemens Indonesia, mengatakan Siemens menghadirkan solusi teknologi yang menjawab kebutuhan pengembangan manufaktur di Indonesia sebagai komponen penting perekonominan nasional.

Siemens berencana membidik pasar manufaktur Indonesia melalui konsep Industri 4.0 dengan mengintegrasikan sejumlah aspek informasi mulai dari tahapan desain, produksi, hingga pemeliharaan dalam satu mata rantai produksi.

“Konsep Industri 4.0 akan meningkatkan produktivitas pabrik dengan mengurangi waktu pemasaran dan menekan biaya keseluruhan. Konsep ini untuk merespons persaingan ekonomi yang semakin kompetitif dengan menjadikan sistem produksi menjadi real-time dan terkoneksi dengan dunia maya,” katanya melalui pernyataan tertulis kepada Bisnis.com, Jumat (03/06)

Dia mengatakan konsep Industri 4.0 diluncurkan empat tahun lalu pada Hannover Fair. Penerapan konsep sebagai kerangka industri keseluruhan masih relatif terbatas karena umumnya perusahaan baru menerapkan pada sebagian kecil tahapan produksi.

Industri 4.0 akan menggabungkan dua fungsi teknologi, yaitu digitalisasi dan pengaitan elemen produksi, yang akan meningkatkan efisiensi sumber daya dan fleksibilitas pabrik. Keunggulan efisiensi dan optimalisasi produksi yang ditawarkan Industri 4.0 akan menjawab kebutuhan pertumbuhan manufaktur  nasional.

Menurut Stefanus, selain mampu menawarkan efisiensi tertinggi untuk mendukung pertumbuhan manufaktur di Indonesia, Industri 4.0 juga unggul dari segi fleksibilitas.

Penerapan konsep ini tidak mensyaratkan perusahaan untuk mengadakan perombakan besar-besaran, cukup  menambahkan sensor dan fungsi perangkat lunak penguat jaringan untuk menyempurnakan teknologi manufaktur yang sudah ada.

“Perangkat tersebut akan menggabungkan proses nyata dan digital sehingga memungkinkan laporan interaksi real-time antara mesin dan peralatan lain,” ujarnya.

Manfaat nyata dari penerapan Industri 4.0 dapat dilihat dari potret industri manufaktur di Jerman. Merujuk pada sebuah hasil survei yang dirilis PwC Strategy& pada Januari 2015 tentang peluang dan tantangan industri era digital, industri di Jerman mengalami rata-rata peningkatan efisiensi tahunan hingga 3,3% dan penghematan biaya operasi mencapai 2,6% setelah mengadopsi Industri 4.0.

“Apabila teknologi ini diterapkan, dalam jangka panjang  industri manufaktur di Indonesia diprediksi juga akan memperoleh keuntungan serupa,” katanya.

Dukungan Pemerintah

Stefanus mengatakan pencapaian target pertumbuhan manufaktur Indonesia memerlukan berbagai upaya dan dukungan yang tidak hanya berupai paket insentif fiskal untuk investasi, tapi juga pembangunan infrastruktur serta penerapan teknologi dan inovasi yang mampu meningkatkan kapabilitas lokal dalam menghasilkan produk bernilai tambah.

Selain inisiatif pelaku usaha, penerapan konsep Industri 4.0 pada manufaktur Indonesia juga membutuhkan dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan.

Berkaca pada pengalaman Jerman, pemerintah tidak hanya berperan sebagai pemberi stimulus tetapi juga menciptakan iklim bisnis yang kondusif. Dalam konteks Indonesia, dukungan seperti pemberian insentif kepada perusahaan yang menerapkan konsep Industri 4.0 diyakini dapat menggairahkan dunia usaha di tengah arus perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini. Penerapan konsep ini selaras dengan rencana pemerintah untuk mengalirkan stimulus pada industri manufaktur demi meningkatkan kepercayaan pasar.

“Sebagai penyedia jasa teknologi, Siemens mampu menghadirkan teknologi yang dibutuhkan, tetapi penerapannya akan sangat bergantung pada seberapa kuat sinergi antar para pemangku kepentingan,” jelasnya.

 

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper