Bisnis.com, BANDUNG—Perkembangan penjualan properti residensial atau rumah tapak di Kota Bandung pada triwulan I/2015 menunjukkan perlambatan yang disinyalir karena adanya desakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan.
Berdasarkan hasil survei harga properti residensial (SHPR) dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, perlambatan perekonomian Jabar pada triwulan I/2015 turut berpengaruh terhadap perlambatan penjualan properti residensial.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Rosmaya Hadi mengatakan perlambatan penjualan tercermin pada penurunan laju penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) yang menjadi sumber pembiayaan utama bagi konsumen untuk pembelian rumah.
“Saya melihatnya orang-orang men-delay demi pendidikan. Momen lebaran agak bersamaan dan bertepatan dengan momen masuk sekolah. Walaupun libur, sekarang dalam masa persiapan masuk sekolah,” katanya, Rabu (24/6/2015).
Dari sisi harga, laju kenaikan harga properti residensial Kota Bandung pada triwulan I/2015 mengalami perlambatan sebesar 0,9% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,6%.
“Meski demikan, ke depan tingkat penjualan properti residensial diperkirakan meningkat seiring kebijakan relaksasi LTV [loan to value] yang ditempuh Bank Indonesia,” ujarnya.