Bisnis.com, SAN FRANCISCO - Kendati pasar tenaga kerja Amerika Serikat dinilai segera beranjak ke level normal, bank sentral Negeri Paman Sam diminta untuk tidak segera menaikkan suku bunga sebelum inflasi menunjukkan penguatan.
Presiden Federal Reserve atau The Fed San Fransisco John William menyampaikan dirinya tidak akan menyampaikan voting untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat karena inflasi masih lemah.
“Sampai saya memiliki cukup kepercayaan diri mengenai inflasi akan segera beranjak ke level 2%, saya akan memilih untuk wait and see lebih lama untuk memprediksi prospek kenaikan suku bunga,” jelas William saat memberikan pidato pembukaan NBER East Asia Seminar on Economics di San Fransiscco, Sabtu (20/6/2015).
Sebelumnya, sejumlah petinggi The Fed menyimpulkan inflasi akan segera menanjak ke level 2% sesuai yang diinginkan Chairwoman The Fed Janet Yellen, merujuk pada penurunan angka pengangguran dan penguatan pasar tenaga kerja.
Memutuskan menunggu pergerakan inflasi, petinggi The Fed pun Rabu lalu mengetok palu mempertahankan tingkat suku bunga di level rendah 0%, yang telah ditetapkan sejak Desember 2008.
Menurut perhitungannya, merujuk pada penguatan pasar tenaga kerja, inflasi akan menyentuh 2% minimal 2016.
Selain memproyeksi inflasi masih akan stagnan, William memprediksi perekonomian AS akan tumbuh sekitar 1,5% pada kuartal pertama tahun ini. Proyeksinya itu berkebalikan dengan proyeksi kontraksi pertumbuhan yang diramalkan pemerintah AS.