Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyakit Menular Picu Ekspor Udang Jatim Anjlok

Turunnya ekspor komoditas udang Jawa Timur pada Mei ditengarai sebagai dampak mulai terjangkitnya pertambakan provinsi tersebut dengan penyakit white feces disease (WFD), yang diduga ditularkan dari Provinsi Lampung.

Bisnis.com, SURABAYA—Turunnya ekspor komoditas udang Jawa Timur pada Mei ditengarai sebagai dampak mulai terjangkitnya pertambakan provinsi tersebut dengan penyakit white feces disease (WFD), yang diduga ditularkan dari Provinsi Lampung.

Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Johan Suryadarma menjelaskan penyakit udang yang telah lebih dahulu menjangkit Thailand itu telah menyerang tambak di kawasan Banyuwangi dan kabupaten lain di Jatim.

Penyakit WFD tersebut, lanjutnya, telah menyebabkan penurunan permintaan udang dari Jepang dan Eropa. Harga komoditas kelautan unggulan Jawa Timur itu pun terus mengalami tren penurunan.

“Harga udang ukuran 60 cm, pada April masih Rp65.000/kg, tapi sekarang sudah turun menjadi Rp53.000/kg. Padahal, tahun lalu, harga udang ukuran yang sama bisa menembus Rp90.000/kg,” jelasnya, Selasa (16/6/2015).

Untuk saat ini, Jatim hanya bisa bergantung pada permintaan dari Amerika Serikat. Permasalahannya, udang adal Indonesia harus bersaing ketat dengan produk India guna memperebutkan pangsa pasar yang ditinggalkan oleh Vietnam.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur melaporkan ekspor udang dan ikan pada Mei mencapai US$92,75 juta. Komoditas udang vanamei beku—yang merupakan unggulan Jatim—hanya diekspor senilai US$30,13 juta, turun 10,86% dari bulan sebelumnya.

Johan menjelaskan minimnya pengetahuan petambak tentang cara menangani penyebaran penyakit WFD dapat mengancam penurunan produksi udang di tingkat nasional. Petambak yang tidak mengerti, biasanya mengganti air secara sembarangan.

Akibatnya, penyakit tersebut menular ke darah pertambakan lain. Untuk itu, dia mengimbau para petambak lebih berhati-hati dan menelusuri dari mana asal penyakit tersebut di lingkungan sekitarnya.

Untuk diketahui, WFD belum termasuk dalam daftar hitam dunia sebagaimana penyakit kuku dan mulut pada hewan mamalia ternak.  Penyakit itu dipicu oleh tingginya kadar total amonia nitrogen (TAN) dan alkalin.

Selain itu, pemicu penyakit WFD adalah tingkat kecerahan yang rendah dan adanya suksesi plankton cyanophyta menjadi dinoflagellate dan ciliata/protozoa. Tambak yang terjangkit WFD biasanya memiliki jumlah vibrio koloni hijau yang lebih tinggi dari tambak normal.

Menurut Johan, ciri-ciri udang yang terjangkit penyakit tersebut adalah terdapat benda mirip benang berwarna putih pada fesesnya, diikuti oleh penurunan nafsu makan, penciutan ukuran udang, dan lonjakan angka kematian yang mencapai 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper