Bisnis.com, JAKARTA—Dalam hitungan hari sejak pergantian jajaran direkturnya, Perum Bulog mengerek target serapan tahun ini dari 2,75 juta ton menjadi 3 juta ton beras, bertumpu pada sejumlah upaya terutama revitalisasi aset dan penguatan jaringan penyerapan.
Dengan kedua langkah utama itu, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan dirinya optimistis dapat mencapai target yang tercantum dalam Rencana dan Kerja Anggaran Perusahaan Perum Bulig (RKAP) tersebut.
“Dengan langkah-langkah yang sudah disiapkan, target penyerapan kita naikkan menjadi 3,2 juta ton [beras],” kata Djarot selepas menggelar rapat anggaran dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (10/6).
Djarot menjelaskan beberapa langkah yang dia persiapkan yaitu pertama, konsolidasi tenaga internal. Dia meyakinkan struktur SDM Bulog yang saat ini dipimpinnya akan dikerahkan secara optimal. “Kalau kurang, kami akan minta bantuan lembaga terkait seperti dari Kementan,” katanya.
Langkah kedua, Djarot menyampaikan penguatan kerjasama dan koordinasi dengan kementerian terkait akan diperkuat, misalnya penguatan basis data produksi dan panen dengan Kementerian Pertanian atau dengan lembaga BUMN lain yang memiliki akses lahan.
Ketiga, Djarot berkomitmen untuk menggenjot pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai untuk mendukung tugas dan fungsi lembaga buffer stock tersebut.
“Tingkat penyerapan itu kan juga berhubungan dengan infrastruktur yang kami punya. Yang belum ada akan segera kita bangun, yang sudah ada akan dioptimalkan. Jangan nanti saat kadar air berasnya tinggi, kami tidak punya alat pengering,” terangnya.
Menurutnya, faktor penguatan sumber daya manusia internal, penguatan hubungan antarlembaga, dan pembangunan infrastruktur, mampu dilaksanakan Perum Bulog secara bersamaan. Dalam pengajuan untuk 2016, Bulog mengusulkan anggaran pagu indikatif sebesar Rp25,09 triliun dari tahun ini Rp20,44 trilun.
Saat disinggung mengenai permintaan Presiden Joko Widodo untuk dapat menyerap 4 juta ton, Djarot mengungkapkan target serapan 3,2 juta ton beras tersebut adalah yang tercantum di RKAP, namun pihaknya berharap dapat mencapai target yang ditetapkan Presiden Jokowi.
Untuk mempercepat penyerapan, Djarot bahkan membentuk direktur baru untuk memudahkan birokrasi inteernal yaitu Direktur Pengadaan. Adapun, per 9 Juni kemarin, Bulog tercatat telah menyerap 1,45 juta ton beras dan mengelola cadangan 1,2 juta ton.