Bisnis.com, JAKARTA – Upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk raw sugar dari negara lain, dinilai tidak bisa dilakukan dengan mudah. Terlebih lagi dengan perbedaan harga yang terlalu mencolok antara produk di dalam negeri dan luar negeri.
Staf Khusus Menteri BUMN Sudar S.A mengatakan, untuk mengejar disparitas harga yang tinggi tersebut sangat sulit dilakukan, terutama dengan program-program jangka pendek.
Kendati demikian, situasi tersebut tidak bisa dibiarkan seperti itu terus menerus.
“Harga di dalam negeri juga tidak bisa ditekan, karena belum efisien,” kata Sudar.
Sementara itu, petani gula justru tidak menikmati tingginya harga gula yang berada di pasaran.
Sudar beranggapan bahwa seharusnya, baik pemerintah maupun seluruh stake holder gula tidak menyerah pada kondisi tersebut, dan harus berusaha bangkit dan bersaing setidaknya di tingkat Asean.
Menurutnya, setidaknya ada semangat dari semua pihak agar para petani tebu masih tetap menanam tebu, pabrik gula dalam negeri lebih efisien dalam produksinya, dan pedagang masih tetap menjual gula dari dalam negeri.