Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Ramadan, Mendag Segera Impor Sapi, Cabai, & Bawang

Sebanyak 11 perusahaan impor terdaftar segera mengimpor 250.000 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan daging nasional menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini.

Bisnis.com, JAKARTA--Sebanyak 11 perusahaan impor terdaftar segera mengimpor 250.000 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan daging nasional menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menuturkan impor sapi sudah dijalankan. Pasalnya, izin impor sudah dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan atas rekomendasi dari Kementerian Pertanian, yakni sebanyak 250.000 ekor.

"Realisasinya tentu akan dikontrol dari semua pemegang izin impor itu. Ada 10 atau 11 perusahaan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (3/6).

Menurut Gobel, impor sapi mayoritas masih berasal dari Australia dan Selandia Baru. Ke depan, Kemendag akan mempertimbangkan untuk impor sapi dari negara lain, selain Australia.

Keputusan impor sapi didorong oleh kurangnya produksi daging sapi nasional. Apalagi, sapi banyak dimiliki oleh peternak individu dan kelompok yang belum tentu ingin dijual. Akibatnya, suplai tidak memenuhi kebutuhan.

Selain sapi, Kemendag juga siap membuka keran impor cabai dan bawang merah. Pasalnya, harga dua komoditas tersebut mulai merangkak naik jelang puasa dan Lebaran ini.

"Untuk bawang dan cabai memang ada kenaikan, tetapi pemerintah siap lakukan impor untuk kendalikan naiknya harga cabe dan bawang merah. JUmlahnya masih dihitung berapa produksi dan berapa kebutuhannya," kata Gobel.

Mendag menambahkan dalam waktu dekat, petani akan menggelar panen cabai dan bawang merah. Namun, panen diproyeksi belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. Apalagi cabai dan bawang merah merupakan produk musiman.

"Musiman tetapi ada kebutuhan puasa, sehingga ada kemungkinan short supplay. Jangan sampai capai Rp130.000/Kg. Impor dalam waktu dekat," pungkasnya.

Sementara itu, Gobel memastikan impor beras merupakan opsi alternatif terakhir apabila terjadi lonjakan harga dan cadangan beras Bulog dinilai kurang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper