Bisnis.com, JAKARTA – Maraknya obat-obatan ilegal dan palsu tak hanya mengganggu perusahaan farmasi secara komersil, namun juga bisa merusak citra perusahaan.
Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi (GP Farmasi) Darodjatun Sanusi mengatakan citra perusahaan sangat rentan dan tidak bisa dinilai secara komersil. Adanya produk yang dipalsukan dapat membuat nilai produk dan merek tersebut jatuh.
“Itu besar sekali nilainya, dan kami selalu berusaha bagaimana membangunnya,” katanya baru-baru ini.
Dia menjelaskan kerugian yang disebabkan peredaran obat ilegal dan palsu memang tidak terlalu berpengaruh dalam pertumbuhan industri farmasi secara nasional. Namun, Darodjatun berpendapat hal ini merupakan sebuah fenomena gunung es yang tidak terlihat secara menyeluruh.
“Bukan masalah persentase. Kita tidak tahu ada seberapa besar [obat ilegal dan palsu] di pasar. Kalau tidak ditindak, pasti akan terus berkembang,” ujarnya baru-baru ini.
Dia menjelaskan Dalam kesempatan yang sama,Sekretaris International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) Evie Yulin mengatakan peredaran obat ilegal dan palsu terus meningkat setiap tahun. Menurutnya, industri farmasi mesti turut aktif untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat agar dapat memutus rantai demand.
“Kalau terkena dampak, ya pasti. Makanya kami sangat agresif dalam melakukan pencegahan ini, termasuk untuk membuat situs untuk edukasi obat palsu,” ujarnya.