Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Merespons Positif Kenaikan Tarif Bea Masuk Baja

Kalangan industri baja menyambut positif dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 97/PMK.010/2015 yang berisi tentang kenaikan tarif bea masuk (BM) untuk kategori most favoured nation (MFN) produk baja.
Karyawan PT Krakatau Steel menyelesaikan pembuatan pipa baja di sebuah pabrik di Cilegon, Banten, belum lama ini. PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) menargetkan produksi baja sebesar 5,75 juta ton pada 2016 atau meningkat sekitar dua kali lipat dibandingkan saat ini, seiring dengan akselerasi produksi perseroan dan sejumlah perusahaan patungannya./Bisnis
Karyawan PT Krakatau Steel menyelesaikan pembuatan pipa baja di sebuah pabrik di Cilegon, Banten, belum lama ini. PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) menargetkan produksi baja sebesar 5,75 juta ton pada 2016 atau meningkat sekitar dua kali lipat dibandingkan saat ini, seiring dengan akselerasi produksi perseroan dan sejumlah perusahaan patungannya./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan industri baja menyambut positif dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 97/PMK.010/2015 yang berisi tentang kenaikan tarif bea masuk (BM) untuk kategori most favoured nation (MFN) produk baja.

Untuk produk baja lembaran canai panas (hot rolled coil dan plate) menjadi 15% dari sebelumnya 5%, sedangkan untuk produk lainnya kenaikan bervariasi antara 5%-10%.

Beleid ini bertujuan melindungi industri baja dalam negeri dari serbuan produk baja impor, akibat adanya kondisi kelebihan pasokan (oversupply) produksi baja dunia.

Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dadang Danusiri mengatakan pihaknya mengapresiasi regulasi tersebut karena sudah ditunggu oleh kalangan industri baja nasional.

Menurutnya, kebijakan ini berdampak pada peningkatan utilisasi kapasitas industri baja nasional yang saat ini sangat rendah akibat membanjirnya produk baja impor.

“Kami menyambut baik kebijakan kenaikan tarif bea masuk MFN produk impor baja. Ini sudah ditunggu-tunggu oleh industri baja nasional,” kata Dadang kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Dia menambahkan Krakatau Steel sebagai produsen baja nasional berkomitmen meningkatkan pasokan untuk memenuhi kebutuhan pengguna baja domestik yang beralih ke produk baja lokal akibat lebih mahalnya produk impor.

Dikeluarkannya aturan ini sebenarnya untuk membangun keseimbangan industri baja dalam negeri. Artinya, kesinambungan usaha di sektor industri hilir yang merupakan pelanggan pengguna produk baja terus didukung Krakatau Steel dengan pasokan produk dan layanan yang kompetitif.

“Tidak mungkin pabrik baja hulu dapat hidup tanpa industri pengguna hilir,” jelasnya.

Dengan kebijakan tersebut, menurut Dadang, diharapkan industri nasional akan mendapat manfaat optimal dari rencana pembangunan infrastruktur yang tengah dipacu oleh pemerintah sehingga akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.

Sebelumnya, Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) mengatakan dikeluarkan kebijakan tersebut untuk melindungi industri baja dalam negeri dari serbuan baja impor.

“Kenaikan BM impor baja bakal meningkatkan penyerapan dan penggunaan baja produksi dalam negeri,” kata Direktur Eksekutif IISIA Hidayat Triseputro.

Adapun Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 97/PMK.010/2015 berisi kenaikan tarif bea masuk beberapa produk baja utama antara lain sebagai berikut:

a. Baja lembaran canai panas (hot rolled coil/plate), dari 5% menjadi 15%

b. Baja lembaran canai dingin (cold rolled coil/sheet), dari 7,5-10% menjadi 15%

c. Batang kawat (wire rod), dari 5% menjadi 15%

d. Baja tulangan beton, dari 10% menjadi 17,5%

e. Baja lebaran lapis seng, dari 12,5% menjadi 20%

f. Baja lembaran lapis aluminium-seng, dari 12,5% menjadi 20%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper