Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FED RATE: Pasar Masuki 4 Minggu Penuh Riak Sentimen

Pasar saat ini makin sensitif dengan sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat. Ibarat saat ruangan begitu hening, bunyi sehalus apapun akan bisa terdengar oleh telinga.
Pasar menunggu putusan Fed./
Pasar menunggu putusan Fed./

Bisnis.com, JAKARTA— Pasar saat ini makin sensitif dengan sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat.

Ibarat berada dalam ruangan yang begitu hening, bunyi sehalus apapun akan bisa terdengar oleh telinga.

Mengapa semua itu terjadi? Tidak lain karen makin dekatnya rapat untuk menentukan kapan suku bunga acuan bank sentral AS Fed Rate dinaikkan.

Pasalnya, sinyal kenaikan akan dilakukan pada Juni 2015. Sementara itu Federal Reserve akan menggelar rapatnya pada Rabu (17/5/2015).

Makin mendekatnya sikap yang akan diambil Fed, tentunya akan membuat pasar makin sensitif dengan sejumlah sentimen.

Gerak-gerik ekonomi AS menjadi sorotan. AS dirasa menjadi penentu sentimen dalam pergerakan pasar belakangan ini, baik di pasar uang, bursa saham, maupun komoditas.

LEVEL RENDAH

Untuk menggairahkan roda ekonomi negaranya, Fed memberlakukan suku bunga acuang yang rendah.

Bahkan terhitung sudah 6,5 tahun terakhir, Fed Rate tidak pernah terusik dari posisinya. Investing.com menyebutkan Fed Rate berada di level 0—0,25% sejak 16 Desember 2008 hingga saat ini.

Saat itu Fed memangkas suku bunga acuannnya sebesar 75 Bps. Dan kini Fed berkali-kali memberikan sinyal, jika bank sentral AS tersebut siap menaikkan suku bunga acuannya.

Akankan Fed mengumumkan kenaikan pada 17 Juni 2015?

Belakangan ini pasar memang membahas kemungkinan Fed Rate baru dipertimbangkan naik pada September. Bahkan ada yang mengatakan kemungkinan diundur pada tahun 2016.

Hal itu berdasarkan sejumlah data ekonomi AS yang belakangan ini dirilis, yang seringkali berada di bawah ekspektasi.

Namun adanya sinyal terdahulu yang mengatakan Fed Rate mungkin naik pada Juni, menyebabkan pasar terus mengantisipasi.

Segala dampaknya atas gejolak pasar diurai, baik terhadap bursa saham,komoditas, dan terutama pada pasar uang.

Rupiah sendiri di dalam negeri tertekan, dan bertahan cukup lama di atas Rp13.000.

Tentunya semua pihak berharap gejolak 4 minggu ke depan bisa ditolerir pasar, terutama di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper