Bisnis.com, MALANG—Produksi tebu di Kab. Malang diprediuksi mencapai 400.000 ton sepanjang 2015 atau setara 50.000 ton gula.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Malang Tomie Herawanto mengatakan dengan produksi sebesar itu maka berarti hampir sama dengan realisasi produksi tebu pada 2014.
“Petani tebu bergairah menanam komoditas tersebut karena harga gula sedang baik, tinggi,” ujar Tomie di Malang, Selasa (12/5/2015).
Petani berharap, harga gula terus membaik saat memasuki musim giling sehingga petani mendapatkan harga yang bagus.
Karena itulah, dia berharap, pemerintah tidak memberikan izin impor gula rafinasi sehingga tidak merembes ke pasar dan memukul gula lokal.
Jika pun diberikan izin, impor gula rafinasi benar-benar hanya untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman dengan pengawasan yang ketat. Dengan begitu, maka gula tersebut tidak sampai memenuhi pasar karena tidak diserap di industri makanan dan minuman.
Jangan sampai terjadi, kata dia, seperti yang berlangsung pada 2014. Harga gula tahun lalu hancur sehingga petani banyak yang merugi.
Selain itu, petani juga minta pemerintah merevisi harga patokan petani (HPP) untuk gula yang sebelumnya Rp8.500 per kg menjadi setidaknya Rp9.500 per kg.
“Tapi pengalaman 2014, HPP tampaknya tidak banyak berguna. Ketika harga gula di tingkat lelang di bawah HPP, petani tidak mendapatkan harga pembelian mengacu patokan tersebut,” ujarnya.
Jika harga gula kembali meredup, turun, maka hal itu akan menjadi disinsentif bagi petani untuk menanam tebu. Padahal di sisi lain, pemerintah menginginkan agar bisa terjadi kedaulatan pangan, termasuk swasembada gula.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang Indra Krisna dalam suatu kesempatan mengatakan membaiknya harga gula kristal nasional cukup menggembirakan bagi petani.
Pada 2014, penyaluran kredit di wilayah kerja OJK relatif melambat bila dibandingkan realisasi penyaluran kredit secara nasional karena a.l dipicu hancurnya harga gula dan pertambangan selain properti yang melesu.
Dengan membaiknya harga gula, maka kredit sektor pertanian, terutama komoditas tebu, akan meningkat pada tahun ini sehingga penyaluran kredit perbankan juga bisa naik.
Dia memprediksikan, penyaluran kredit perbaikan di wilayah kerja OJK Malang diperkirakan akan tumbuh tinggi pada Juli 2015, bersamaan dengan dimulainya pengerjaan proyek-proyek yang dibiayai APBN dan APBD.
Pertumbuhan ekonomi di Malang secara signifkan pada Ramadan dan Lebaran yang didukung sektor perdagangan dan pariwisata.
Rencana OJK melonggarkan ketentuan tentang loan to value kredit properti dan otomatis juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit di sektor tersebut.