Bisnis.com, PALEMBANG—Guna menjaga kestabilan harga beras di pelosok daerah, Pemprov Sumatra Selatan meminta pemerintah pusat bersama instansi teknis terkait untuk mendorong digalakkannya peran Koperasi Unit Desa (KUD).
Kepala Biro Perekonomian Sumsel Akhmad Muchlis mengatakan seringkali harga beras di Sumatra Selatan melonjak, meskipun saat itu tengah dalam masa panen. Menurutnya, hal itu disebabkan pedagang yang menjual beras di tempat lain.
“Pedagang pasti cari untung, kalau di tempat lain harga jualnya lebih tinggi, pasti akan dijual kesana. Hal ini juga diperparah dengan tidak adanya data yang akurat mengenai stok beras di daerah-daerah,” katanya, Selasa (12/05).
Muchlis menilai keberadaan KUD di tiap desa mampu mengurangi dominasi pedagang terhadap stok beras. Selain dapat menyerap beras dari para petani, KUD dapat juga berfungsi dalam penyediaan sarana produksi pertanian.
Sayangnya, kondisi sebagian besar KUD di Sumatra Selatan saat ini justru tidak berjalan. Bulog sendiri kesulitan dalam menyerap beras, meskipun HPP sudah dinaikkan. Pada akhirnya, harga beras lebih banyak dikendalikan pedagang.
“Peran Bulog saat ini berbeda dengan Bulog yang dulu. Bulog yang sekarang fokus terhadap raskin. Padahal seharusnya, Bulog itu berfungsi untuk menstabilkan harga. Jadi memang kondisinya ini agak sulit,” tuturnya.