Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

STOK BERAS BULOG: Hingga Senin (11/5) Sudah 750.000 Ton

Perum Bulog menyatakan jumlah stok beras saat ini masih mencukupi sehingga tak perlu buru-buru mengambil kebijakan impor beras. Direktur Pelayanan Publik BulogLely Pritasari Subekti membantah jumlah stok beras di Bulog hanya 500.000 ton alias 20% dari target tahun 2015, yakni 2,7 juta ton.
Perum Bulog menyatakan jumlah stok beras saat ini masih mencukupi sehingga tak perlu buru-buru mengambil kebijakan impor beras./ANTARA
Perum Bulog menyatakan jumlah stok beras saat ini masih mencukupi sehingga tak perlu buru-buru mengambil kebijakan impor beras./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan jumlah stok beras saat ini masih mencukupi sehingga tak perlu buru-buru mengambil kebijakan impor beras.

Direktur Pelayanan Publik BulogLely Pritasari Subekti membantah jumlah stok beras di Bulog hanya 500.000 ton alias 20% dari target tahun 2015, yakni 2,7 juta ton.

Lely menuturkan setiap harinya tren penyerapan beras masih bagus dan terus menambah jumlah stok.  

“[Angka 500.000 ton] itu kan per April, kami terus berekspansi melakukan pengadaan. Hari ini jumlahnya sudah mencapai 750.000 ton, artinya kan bertambah terus,” katanya kepada Bisnis, Senin (11/5/2015).

Dia mengakui, penyerapan beras pada 2015 memang cenderung lebih lambat dan lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu. Hal itu karena pada 2014, penyerapan sudah dimulai  sejak awal Februari, sementara tahun ini Bulog baru bergerak pada pekan ketiga Maret.

Keterlambatan tersebut, jelasnya, antara lain disebabkan faktor masa panen raya yang mundur. Selain itu, Inpres Nomor 5 tahun 2015 tentang harga pembelian pemerintah (HPP) juga baru dikeluarkan pada pertengahan Maret. Padahal HPP adalah  acuan Bulog untuk mengadakan pembelian.

Mengenai rencana pemerintah untuk membuka keran impor pada akhir Mei, Lely tak banyak berkomentar. Menurutnya, pemerintah pasti punya pertimbangan tertentu. Kendati demikian, dia memastikan stok beras nasional masih aman setidaknya hingga bulan Oktober.  

“Yang dilihat itu penyerapan harian, bulan ini masih bagus masih sama dengan penyerapan harian April, padahal tahun lalu penyerapan pada Mei sudah mulai melambat. Targetnya mudah-mudahan stok masih aman sampai lima bulan setelah Mei,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper